Chapter 28: Perhatian Dari Lizora

2.3K 154 2
                                    

*****

apa ada kata yang lebih indah dari “sempurna” untuk digunakan mendeskripsikan sosokmu?

*****

Suasana kantin sedang ramai. Beberapa siswa mengetuk-ngetuk meja agar pesanan mereka segera diantarkan, sementara beberapa siswi terlihat asik bercerita dengan sekumpulan teman-temannya. Entah lelucon seperti apa yang sedang mereka tertawakan, sehingga menimbulkan suara tawa sekeras itu. Di tengah suasana kantin yang ramai, Lizora duduk di salah satu meja bersama anak-anak sparkling girls.

Sejak tadi, yang dilakukan Lizora hanyalah mengaduk-aduk jus jeruk yang belum sedikitpun dia minum sampai gelasnya berembun. Dia melamun, entah sedang memikirkan apa?

"Zor," panggil Caramel seraya mendekat ke arah Lizora. "lo udah dengar belum? Katanya, si cabe putus sama Ghaza."

Gosip putusnya hubungan Ghaza dengan wanita selingkuhannya menjadi topik pertama yang dibahas di dalam lingkaran circle Lizora hari ini.

"Udah," jawab Lizora. Dia sudah mengetahui hal itu, bahkan dari mulut Ghaza sendiri.

"Rasain tuh si cabe!" ujar Belva puas. "kena karma tuh dia karena udah merebut Ghaza dari lo."

"Benar banget kata lo, Bel." Ellena menyetujui. "biarin aja si cabe tau rasa."

"Kalian gak punya topik lain?" tanya Lizora jengah, melihat para sahabatnya dengan tatapan tidak minat.

"Sorry, Zor." Caramel segera minta maaf karena tanpa sengaja memperburuk perasaan Lizora sebab membahas tentang Ghaza.

"Gak perlu minta maaf, Mel," balas Lizora seraya tersenyum tipis. Dia menghela nafas berat. "gue cuma malas aja kalau harus bahas mereka."

"Iya, Zora benar!" ujar Belva setuju. "kita gak perlu membahas orang kayak mereka. Toh, gak penting juga, kan?"

"Hai, Zora."

Meja anak-anak sparkling girls tiba-tiba didatangi para inti Ferelix. Elfino langsung melihat Lizora, mereka bahkan sempat bertukar pandang dalam beberapa detik, sebelum Lizora mengalihkan pandangan lebih dulu ke arah pintu masuk kantin. Sebisa mungkin, Lizora tidak ingin bertatapan dengan Elfino terlalu sering.

"Kita boleh nggak gabung sama kalian?" tanya Arthur mewakili yang lain.

"Boleh dong, my baby," jawab Caramel seraya tersenyum. "duduk aja."

Arthur balas tersenyum, lalu langsung duduk di samping Caramel tidak lupa mengucapkan terima kasih.

"Liv," panggil Elfino sehingga gadis itu melihat ke arahnya. "lo bisa pindah duduk di samping Maxime?"

Bukan tanpa alasan, Elfino menyuruh Olive untuk pindah tempat duduk agar dia bisa menempati tempat duduk gadis itu yang letaknya berada tepat di samping Lizora. Oh, tentu saja Elfino tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk dekat dengan Lizora barang sedikitpun.

Olive tidak langsung menjawab. Dia terlebih dahulu menoleh ke samping untuk meminta persetujuan dari Lizora. "Olive boleh pindah nggak, Zor?"

Lizora tersenyum seraya mengangguk. Tidak, Lizora tidak melakukan itu agar dia bisa duduk berdampingan dengan Elfino, tetapi Lizora melakukan itu untuk membantu Olive lebih dekat dengan Maxime. Anggap saja, Lizora sedang berusaha membantu Olive untuk memenangkan hati Maxime.

Olive lantas berdiri, lalu duduk di samping Maxime. Jantungnya langsung berdegup kencang. "Olive senang deh, bisa duduk di samping Maxime," ucapnya dengan suara se-pelan mungkin agar tidak ada siapapun yang mendengar.

Elfino (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang