Chapter 6: Hancurkan Geng Mercury!

4.3K 277 2
                                    

*****

bagaimana bisa kamu menyuruh ku membuka hati, sedangkan kunci nya masih kamu bawa?

*****

Lapangan walet merupakan sebuah lapangan sepak bola yang sudah tidak digunakan sejak lama, terletak di wilayah terpencil ibu kota yang jarang dijamah, tepat nya berada di belakang gedung tua bekas bangunan perkantoran yang tidak selesai dibangun sebab masalah sengketa tanah. Jarang ada orang yang berlalu lalang disana, bahkan bisa dibilang tidak pernah sebab rumor yang mengatakan kalau tempat itu berubah menjadi angker.

Tapi untuk malam ini, lapangan walet ramai sekali karena menjadi tempat pertemuan dua geng motor besar. Suasana menegangkan begitu terasa, saat musuh bebuyutan itu saling berhadapan. Sejak dulu sampai sekarang, geng Ferelix dan geng Mercury selalu berperang. Setiap tanggal 12 selalu ada pertumpahan darah di antara mereka.

Sebagai ketua dari geng Ferelix, Elfino berdiri di barisan paling depan. Dia terlihat sangat tampan, memakai jaket warna hitam bergambar kepala harimau di bagian punggung dengan tulisan Ferelix di bawah nya. Rambut Elfino acak-acakan, yang semakin membuat aura badboy nya menguar kuat.

Dengan penuh wibawa, Elfino melangkah maju, tatapan nya setajam ujung pisau yang seakan bisa menguliti lawan nya hidup-hidup.

"Selamat datang, Elfino," sambut Ghaza dengan senyum miring yang terlihat meremehkan. "gimana? lo udah siap kalah di tangan gue?"

Elfino menyeringai. "Yakin? Bisa menang dari gue?" balas nya.

Ghaza mengepalkan tangan. "Gue pastiin, lo yang akan kalah nanti!" dia berujar sambil menusuk-nusuk dada Elfino dengan jari telunjuk nya.

Elfino menepis jari telunjuk Ghaza. "Kita lihat aja nanti!"

*****

Entah sudah berapa lama, Lizora berdiri memperhatikan Olive yang sedang sibuk memilih warna kuteks di salah satu store. Dia hanya berdua dengan Olive karena Caramel pergi membeli es krim, sedangkan Belva menemani Ellena membeli beberapa perlengkapan make up.

"Olive, udah belum?" tanya Lizora.

Olive sama sekali tidak menoleh, tetap fokus memilih-milih kuteks yang terpajang rapi di sepanjang rak. "Bentar lagi, Zora," jawab nya.

"Bentar lagi katanya," gumam Lizora sambil geleng-geleng kepala. "gue udah capek berdiri disini, bisa pingsan nih lama-lama!"

Disaat Lizora masih terus menemani Olive, Caramel datang dari arah lain dengan membawa satu cup es krim rasa matcha. "Udah selesai belanja nya, Zor?" tanya nya, sesekali menyendok es krim ke dalam mulut.

"Tuh temen lo....," tunjuk Lizora kepada Olive yang masih sibuk memilih. "ga selesai-selesai dari tadi."

"Sabar aja!" ucap Caramel sambil tersenyum, lalu memberikan es krim rasa blueberry yang dia beli untuk Lizora. "buat lo."

Lizora langsung mengambil es krim itu dan memakan nya. "Segar nya!" ucap nya lega, begitu menyendok es krim ke dalam mulut nya. "untung lo datang, Mel."

Lalu saat Lizora dan Caramel menikmati sensasi dingin dari es krim, Olive datang menghampiri mereka dengan membawa paper bag kecil berisi kuteks yang dia beli.

"Udah selesai, Liv?" tanya Caramel.

Olive memperlihatkan paper bag di tangan nya. "Udah nih."

"Yaudah," ucap Caramel. "kalau gitu, kita samperin Belva sama Ellena aja yuk!" ajak nya.

Mereka bertiga langsung keluar dari store itu dengan tangan saling bergandengan.

Elfino (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang