Chapter 47: Sama-Sama Pernah Dikhianati

1.7K 116 1
                                    

*****

kamu abadi bersamaku di dalam sebuah buku yang aku beri judul kita.

*****

Setelah selesai makan malam, Elfino langsung bergegas mengantar Lizora pulang. Malam sudah mulai larut, perjalanan Elfino dan Lizora ditemani lampu-lampu jalan yang bersinar terang. Lizora membuka sedikit jendela mobil untuk merasakan angin malam yang sejuk menerpa wajahnya hingga membuat beberapa anak rambutnya tersapu halus.

Saat Lizora asik melihat keluar jendela mobil sembari merasakan angin malam ini, Elfino sendiri sedang fokus menyetir meski sesekali ia menoleh ke samping hanya untuk memastikan Lizora benar-benar duduk disana. Dia rasanya masih tidak percaya, Lizora mau datang ke mansion nya dan bertemu ibunya. Itu cukup untuk membuat Elfino merasa begitu bahagia malam hari ini.

"Gue senang banget, deh, bisa ketemu sama Ely," ucap Lizora seraya menoleh kepada Elfino yang mengemudi di sampingnya.

Elfino menoleh kepada Lizora sekilas. "Gue senang kalau lo senang, Ra," balasnya seraya tersenyum.

"Makasih, ya, El," ucap Lizora tulus. "makasih karena lo udah ngajakin gue main ke mansion lo dan makan malam disana. Masakan Tante Mika enak banget!"

"Sama-sama, Ra," balas Elfino. "harusnya, gue yang bilang makasih karena lo udah mau menerima ajakan gue."

Di tengah obrolan Elfino dan Lizora yang mulai menyenangkan, tiba-tiba saja mobil yang mereka naiki berhenti.

"Kenapa, El?" tanya Lizora bingung. "kok mobilnya berhenti?"

"Gue juga gak tau, Ra," jawab Elfino. "lo tunggu di dalam aja, ya! Gue mau keluar bentar buat ngecek mobilnya." Dia melepas seat belt, lalu turun dari mobil.

Lizora menghela nafas seraya menyandarkan kepalanya ke kursi mobil. "Semoga mobilnya gapapa, deh."

Sementara itu, Elfino yang berada di luar segera memutari mobilnya untuk memeriksa apa yang membuat mobil itu berhenti tiba-tiba. Rupanya, ban belakang mobil itu bocor, mungkin karena terkena paku.

Elfino mendadak kesal, menendang ban mobil yang bocor itu. Dia berdecak. "Kenapa harus sekarang, sih!" ujarnya.

Setelah puas merutuki mobilnya, Elfino lalu mengetuk kaca jendela yang bertepatan dengan tempat Lizora duduk. "Ra, lo boleh keluar dulu," ucapnya. "ban mobilnya kempes."

Mendengar perkataan Elfino barusan, Lizora langsung keluar dari dalam mobil tanpa banyak bicara. Dia melihat Elfino yang terduduk pasrah di trotoar jalan, lalu ia memeriksa ban belakang mobil yang bocor.

"Kenapa bisa kempes sih, El?" tanya Lizora. Dia ikut kesal.

"Mana gue tau, Ra," balas Elfino pasrah. "udah kejadian juga!"

"Terus sekarang gimana, dong?" tanya Lizora. Dia melihat jalanan sekitar yang sepi, tidak ada satupun kendaraan yang lewat. "jalan ini sepi banget! Kayaknya gak bakalan ada tambal ban di dekat sini."

Elfino diam sebentar untuk berpikir. "Gimana ... kalau gue telpon Arthur aja?" tawarnya. "biar dia jemput lo kesini."

"Enggak!" tolak Lizora. "kalau gue pulang, lo sendirian dong disini. Gue gak akan tega ninggalin lo sendiri."

Elfino (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang