*****
lebih baik aku kalah setelah berjuang, daripada menyesal karena tidak berjuang sama sekali. karena bagaimanapun juga, cinta juga merupakan sebuah perjuangan kan?
*****
Ballroom hotel mulai penuh oleh tamu. Beberapa yang datang dengan pasangan memilih berdansa sembari menunggu acara inti dimulai. Musik romantis tidak berhenti diputar, mengiringi setiap tarian indah para pasangan. Di tengah keramaian itu, Lizora lebih memilih berdiri diam sambil memperhatikan sekitar. Elfino bahkan masih berada di sampingnya sampai sekarang, tetapi Lizora tetap bersikap tidak peduli. Lizora tidak terlalu menikmati pesta kali ini, entah karena apa? Rasanya dia ingin cepat kembali ke mansion dan berbaring di ranjang kamarnya. Keberadaan Elfino mungkin salah satu penyebab Lizora merasa tidak nyaman berada di pesta ini terlalu lama.
"Ra," panggil Elfino.
Lizora hanya bergumam tanpa menoleh. Dia akan terus bersikap tidak peduli, sampai Elfino merasa lelah sendiri dan akhirnya memutuskan pergi meninggalkannya.
"Coba deh lo liat Caramel dan Arthur," suruh Elfino seraya melihat ke arah mereka.
Karena penasaran, Lizora melihat ke arah yang Elfino tunjuk. Dia mengernyit heran, untuk apa Elfino tertarik melihat Caramel dan Arthur yang sedang berdansa? Pikirnya.
"Mereka pasangan yang serasi ya, Ra." Elfino berpendapat, Lizora pun mengangguk menyetujui. "Arthur yang playboy, jadi tobat setelah pacaran sama Caramel. Bahkan, sekarang Arthur berusaha keras untuk setia sama satu cewek aja."
Lagi-lagi, Lizora menganggukkan kepala seraya tersenyum tipis. Dia ikut bahagia karena Caramel menemukan sosok laki-laki yang setia seperti Arthur. Meski tak bisa dipungkiri, seperti apa masa lalu Arthur yang tidak pernah cukup dengan satu perempuan.
"Sekarang, coba lo liat Maxime dan Olive," suruh Elfino lagi.
Lizora menurut. Dia melihat Maxime dan Olive yang sedang berdansa, meski wajah Maxime terlihat sangat tertekan berbanding dengan wajah Olive yang ceria. Lizora tersenyum tipis. Lucu sekali mereka, pikirnya.
"Maxime itu datar dan dingin, sementara Olive hangat dan periang," komentar Elfino. "sifat mereka berbanding terbalik. Tapi, dari situ, bisa aja kan, dinginnya Maxime perlahan akan luluh dengan hangatnya Olive?"
Lizora mengangguk menyetujui. Benar, rasa cinta Olive dan ketulusannya mungkin bisa meluluhkan hati beku Maxime suatu hari nanti.
"Nah, Sekarang, lo liat Diovan dan Ellena," tunjuk Elfino untuk yang ketiga kali.
Kali ini, Lizora menurut lagi. Dia melihat Diovan dan Ellena yang sedang berdansa, meski Diovan sedikit tidak bisa tetapi Ellena membantunya dengan sabar.
"Diovan itu memang playboy, Ra," ucap Elfino dan Lizora pun menyetujui itu. "ceweknya ada dimana-mana, tapi sebenarnya Diovan sama sekali gak ada rasa sama mereka. Karena apa? Itu karena, hati Diovan cuma buat Ellena."
Lizora mengernyit, baru mendengar fakta itu. Selama ini, dimatanya, Diovan tidak lebih dari cowok playboy yang gemar mengoleksi perempuan.
"Terus sekarang, lo liat Frico dan Belva," suruh Elfino dan lagi-lagi Lizora menuruti. "Frico sama Belva putus karena sebuah perbedaan. Tapi walaupun udah jadi mantan, keduanya masih sama-sama sayang, kan? Belva emang jutek sama Frico, bahkan terkesan gak peduli. Tapi ... itu semua Belva lakukan untuk menutupi rasa cintanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?