*****
aku merasa sesak setiap kali menahan diri untuk tidak mencari tau kabarmu lagi.
*****
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya rombongan siswa-siswi kelas XI IPA-IPS sampai di bumi perkemahan. Tempat itu berlokasi di tengah hutan pinus dengan udara yang sejuk. Ada danau dengan air jernih yang tidak terlalu besar, tetapi juga tidak terlalu kecil. Pemandangan disana juga indah, bisa melihat matahari terbit dari pegunungan yang mengelilingi.
Lizora melepaskan helm, lalu turun dari motor. Dia memejam sejenak, menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Bau tanah yang masih basah mendominasi indra penciumannya.
"Wah, tempat ini bagus banget!" ujar Lizora. Dia melihat sekitarnya. "udara nya juga sejuk, jauh dari polusi."
"Lo benar, Ra," ucap Elfino menyetujui. "ayo kita samperin yang lain!" ajaknya, lalu menggandeng tangan Lizora.
Mereka berdua masuk lebih dalam ke lokasi camping. Beberapa siswa sudah mulai mendirikan tendanya masing-masing. Lizora mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan teman-temannya. Dia belum melihat teman-temannya sejak tiba disini (lokasi camping) karena tidak ikut naik bus sekolah tadi.
Lizora berbinar senang saat matanya menangkap keberadaan teman-temannya tidak jauh dari tempatnya berdiri. "Girls," teriaknya seraya melambaikan tangan sehingga mengundang atensi sparkling girls untuk melihat ke arahnya.
Sparkling girls langsung berlari menghampiri Lizora tanpa banyak bicara. Caramel menjadi orang pertama yang memeluk Lizora dengan erat, seperti sudah tidak bertemu untuk waktu yang lama. Disaat seperti itu, Elfino memilih menjauh dan mulai mendirikan tenda untuk Lizora, selagi gadis itu masih bicara dengan teman-temannya.
"Lo dari mana aja, Zor?" tanya Caramel seraya melepaskan pelukan. "gue pikir lo gak ikut tadi."
"Iya, nih," sahut Olive. Bibirnya cemberut, gemas sekali. "Zora dari mana aja, sih?"
Lizora menghela nafas seraya menatap teman-temannya satu persatu. "Sebenarnya ... gue tadi hampir gak dikasih izin datang kesini sama papa," jawabnya memberitahu sejujurnya.
"Loh, emangnya kenapa?" tanya Ellena penasaran dengan wajah terkejut.
"Ya, gitu, deh," balas Lizora. Lagi-lagi, dia hanya bisa menghela nafas. "Papa terlalu khawatir sama gue, makanya gue sampai gak dikasih izin buat pergi."
"Kalau menurut gue, wajar aja, sih, Om Arya khawatir." Belva berpendapat. "gimana pun juga, lo kan putri satu-satunya, Zor?"
Lizora mengangguk setuju.
"Terus ... gimana ceritanya kok lo bisa di kasih izin?" tanya Ellena penasaran.
"Panjang, sih, ceritanya," jawab Lizora. Dia malas kalau harus menjelaskan panjang lebar. "intinya, Papa ngasih gue izin pergi kesini ... karena gue di jemput sama Elfino."
"Jadi, lo sama Elfino kesini nya?" tanya Caramel heboh.
Lizora mengangguk singkat sebagai jawaban.
"Kok lo gak bilang sih, Zor!" ujar Caramel sedikit kesal. "kalau gue tau lo sama Elfino, gue bareng my baby Arthur juga tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?