*****
dua orang yang sama-sama terluka, tidak bisa saling menyembuhkan.
*****
Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh lima menit, Arthur akhirnya sampai di halaman depan RS. Pelita Husada. Sebelum keluar dari dalam mobil, Arthur melihat ke kursi belakang dimana Lizora berada. Gadis itu sudah diam, mungkin karena kelelahan berteriak tanpa ada satupun yang mempedulikan.
"Kok berhenti?" ucap Lizora yang menyadari mobil yang membawanya pergi tidak berjalan lagi. "kalian bawa gue kemana, hah?" tanyanya dengan berteriak.
Arthur memberikan isyarat kepada Miko untuk melepaskan kain merah yang menutupi kedua mata Lizora. Setelah kain penutup matanya dibuka, Lizora langsung melihat Miko dan Gery yang duduk di sampingnya secara bergantian.
"Lo berdua siswa SMA Lavender, kan?" tanya Lizora, begitu menyadari kedua remaja laki-laki itu memakai seragam yang sama dengannya dan dibalut jaket kebanggaan geng Ferelix.
Tanpa aba-aba, Lizora langsung menarik kerah seragam Gery. "Adik kelas kurang ajar!" bentaknya. "siapa yang nyuruh lo culik gue?" tanyanya, langsung mengintrogasi sekaligus meluapkan emosi yang ditahan sejak tadi.
Gery ketakutan, Lizora yang marah terlihat seram di matanya.
"Jawab," tuntut Lizora, sebab Gery hanya diam saja.
"Gue yang suruh," sahut Arthur sambil menoleh ke belakang, menatap Lizora yang masih mencengkeram erat kerah seragam Gery.
Lizora tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya barusan. "Arthur?" dia mengerutkan keningnya. "ngapain lo culik gue?"
Arthur tidak menjawab, malah keluar dari dalam mobil dan membuka pintu belakang. "Keluar, Zor," suruhnya.
Lizora menggelengkan kepala. "Gue gak mau!"
Arthur menghela nafas. Dengan kesabaran yang masih tersisa, Arthur terpaksa menarik Lizora untuk keluar dari dalam mobil. "Lo harus ikut gue, Zor!"
"Rumah sakit Pelita Husada." Lizora membaca papan nama rumah sakit, lalu keningnya mengernyit bingung. "ngapain lo ngajak gue ke rumah sakit?" tanyanya, kebingungan sekaligus penasaran.
"Ada seseorang di dalam sana yang lagi nungguin lo," jawab Arthur sok misterius.
"Siapa?"
"Lo mau tau, siapa orangnya?"
Karena rasa penasaran, Lizora akhirnya menganggukkan kepala.
Arthur menggenggam tangan Lizora. "Kalau gitu, ikut gue!" ujarnya, lalu membawa Lizora bersamanya.
*****
Selama menyusuri koridor rumah sakit, Lizora hanya diam mengikuti kemanapun Arthur membawanya pergi, meski dalam pikirannya Lizora terus bertanya-tanya. Siapa yang menunggunya di dalam sana?
Arthur membawa Lizora ke ruang rawat Bougenville. Kebetulan, para sahabatnya juga masih berada disana.
Lizora semakin kebingungan saat melihat inti Ferelix berkumpul di depan ruang rawat Bougenville. Dia menatap mereka satu persatu. "Maxime, Diovan, Frico, Clemen, lo semua ada disini juga?"
Tidak berbeda dari Lizora, inti Ferelix yang lain juga bingung saat tiba-tiba melihat gadis itu datang ke rumah sakit.
"Zora?" panggil Diovan sambil melihat Lizora dari atas sampai bawah, berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?