*****
bagaimana kalau setelah sekian lama, perasaan ini akan selalu sama?
*****
Setelah dari UKS untuk mengobati Elfino dan mengantar Elfino kembali ke kelas, Lizora langsung memutuskan kembali ke kelasnya juga karena kurang dari sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi. Kelas XI IPA 1 masih sepi, bahkan Caramel dan Belva juga belum kembali. Lizora duduk di bangkunya, melipat lengannya di meja, mulai larut dalam pikirannya.
Karena gue cinta sama lo, Ra.
Satu kalimat itu, terus berputar di kepala Lizora tanpa henti. Bayang wajah Elfino yang terlihat tulus, serta tatapan hangatnya seakan masih bisa Lizora lihat dengan jelas. Dia seperti berada di sebuah jembatan antara menolak atau menerima? Pasalnya, melihat perjuangan Elfino selama ini, ditambah Elfino yang benar-benar berkeinginan melindunginya membuat Lizora perlahan merasa bersalah dengan sikap egoisnya.
Lizora terlalu larut dalam pikirannya sendiri, sehingga tidak menyadari kehadiran Caramel dan Belva yang kini sudah duduk di samping kanan dan kirinya.
"Zor," panggil Caramel. Namun, Lizora sama sekali tidak merespon sehingga harus membuatnya menepuk bahu gadis itu dia kali sampai menoleh padanya.
"Kenapa, Mel?"
"Lo yang kenapa, Zor?" sahut Belva seraya melihat Lizora dengan raut wajah serius.
"Gue?" cicit Lizora seraya menunjuk dirinya sendiri. "gue gapapa kok!"
"Kalau emang gak ada apa-apa, kenapa lo melamun?" balas Caramel. "pasti ada sesuatu hal yang ganggu pikiran lo, ya?"
Lizora menggeleng. "Gak kok!"
"Cerita aja, Zor," ucap Belva seraya memegang bahu Lizora dan mengusap-usapnya.
Meski terkesan cuek, Belva sebenarnya sangat perhatian dengan sahabat-sahabatnya.
"Cerita apa, sih?" balas Lizora seraya menatap Belva. Dia tersenyum tipis untuk meyakinkan kalau dirinya baik-baik saja. "gak ada juga yang harus gue ceritain."
"Serius, gak mau cerita?"
Kini, Lizora menoleh ke arah Caramel seraya tersenyum. "Kalau gue udah siap, gue pasti cerita kok!"
"Oke, gue ngerti."
*****
"Kalian mau apa?"
Lizora memasang wajah malas saat berhadapan langsung dengan Irene serta dua dayangnya yang setia, siapa lagi kalau bukan Starla dan Pritta. Entah ini hari buruk Lizora atau apa, sampai dia harus bertemu Irene disaat sedang terburu-buru pulang. Padahal, Lizora sudah menunggu cukup lama untuk keluar dari kelas setelah bel pulang dibunyikan agar sekolah benar-benar sepi saat dia keluar, tetapi dia malah bertemu Irene yang sepertinya sengaja menunggunya di parkiran.
Suasana di antara mereka hening. Irene hanya diam dengan tatapan tajam yang terus mengarah ke arah Lizora, sementara Lizora hanya memasang wajah datar. Dia terlalu sering berhadapan dengan Irene, sehingga mulai terbiasa menghadapi gadis itu.
"Kalau lo gak ada urusan lagi, bisa minggir dari jalan gue sekarang?" tegas Lizora. "gue udah muak liat muka lo bertiga ... terutama lo, Ren."
"Terus lo pikir, gue gak muak liat muka lo yang sok cantik itu?" balas Irene sinis.
"Biasa aja dong!" ujar Lizora. "daripada gue, bukannya lo yang lebih sok kecantikan?"
"Lo-"
"Apa? Gak terima?" tantang Lizora. Dia sama sekali tidak takut berhadapan dengan Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?