*****
kalau kamu memilih aku, akan aku pastikan kamu lupa rasa sakitnya dikhianati.
*****
Pagi sekali, Lizora sudah datang ke sekolah. Dia berjalan santai menyusuri koridor menuju kelasnya, rambutnya yang diikat terayun ke kanan dan ke kiri. Begitu sampai dan masuk ke dalam kelas, Lizora langsung melihat Caramel yang sudah datang lebih dulu darinya.
"Mel," sapa Lizora sambil melambaikan tangan.
Caramel langsung berdiri, mengecek tubuh Lizora dari atas sampai bawah. Dia khawatir sahabatnya terluka. "Lo gapapa kan, Zor?"
"Iya, gapapa kok!" jawab Lizora memegang dan mengusap bahu Caramel untuk menenangkannya.
Kemarin malam, sepulang dari rumah sakit Lizora langsung menceritakan semua yang terjadi kepada Caramel lewat telepon. Lizora bercerita panjang lebar, mulai dia diculik oleh Arthur sampai dipaksa menemui Elfino. Bagaimanapun, Lizora tidak bisa memaafkan Arthur begitu saja. Dia masih marah ketika mengingat Arthur adalah dalang dari penculikannya.
"Lo jadi marahin Arthur, kan?" tanya Lizora. "lo udah janji sama gue kemarin."
"Iya, Arthur pasti gue marahin kok!" balas Caramel. Sebagai sahabat Lizora, dia ikut marah dengan perbuatan nekat Arthur. "gue mau samperin Arthur sekarang!"
Caramel keluar dari dalam kelas, setelah menepuk pelan bahu Lizora.
"Pembalasan gue datang, Thur," gumam Lizora, begitu punggung Caramel hilang dari pandangan.
*****
Geng Ferelix yang ada di SMA Lavender menggunakan kelas kosong yang sudah tidak digunakan lagi sebagai markas mereka. Hari ini, markas agak sepi karena Elfino tidak masuk sekolah. Sebenarnya Elfino sudah merasa lebih baik setelah Lizora datang mengunjunginya, Elfino bahkan meminta langsung pulang saja, tapi Mikayla yang memaksa agar Elfino tetap dirawat di rumah sakit sampai benar-benar sembuh. Dan, Elfino tentu tidak bisa membantah Mikayla.
Inti Ferelix selalu berkumpul di markas, sebelum masuk kelas. Sama seperti hari ini, Diovan masih terlihat asik main kartu dengan Frico, Clemen sedang tengkurap di lantai sambil menyalin PR kimia dari buku tulis Maxime. Sedangkan pemilik buku (Maxime) sedang berbincang dengan Arthur.
"Curang lo, Van!" tuduh Frico kesal karena dikalahkan oleh Diovan lima kali, dalam lima permainan. "kok dari tadi, lo terus yang menang?"
"Lo gak jago mainnya!" ujar Diovan sombong sambil menata kartu-kartu yang berserakan. "mau main lagi gak, nih?"
"Gak, malas gue!" tolak Frico. "mending gue ngerjain PR." dia lalu pergi, menghampiri Clemen dan ikut menyalin PR kimia.
"Lah kok ngambek," gumam Diovan sambil geleng-geleng kepala, melihat Frico yang sudah tengkurap di samping Clemen.
Saat Diovan hendak bergabung untuk menyalin PR kimia, pintu markas tiba-tiba diketuk dari luar sehingga mau tidak mau Diovan berbalik untuk membuka pintu.
"Siapa sih yang datang?" gerutu Diovan kesal. "cari siapa?" tanyanya, begitu pintu markas dia buka.
"Arthur nya, ada?"
Mendengar suara yang sangat familiar, Diovan langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Eh, Caramel."
"Bisa tolong panggilkan Arthur sekarang?" tanya Caramel, terlihat tidak punya waktu untuk sekedar basa-basi.
Diovan mengangguk singkat, langsung masuk ke dalam markas dan menghampiri Arthur yang masih mengobrol dengan Maxime.
"Thur," panggil Diovan sampai Arthur menoleh padanya. "ada cewek lo diluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Fiksi RemajaSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?