Chapter 51: Penjelajahan

1.5K 104 8
                                    

*****

bersamamu, aku ingin lebih lama dari 'selamanya'.

*****

Semua siswa-siswi kelas XI IPA-IPS berkumpul menjadi satu di bagian hutan yang lapang dengan rerumputan hijau. Pak Alam selaku ketua penyelenggara dari kegiatan camping ini, dibantu oleh Bu Lestari yang merupakan wakilnya akan membagi anak-anak kelas XI sebelum memulai mencari jejak. Bu Lestari sudah menulis nama-nama anak kelas XI secara acak, mulai dari IPA (1-5) dan IPS (1-5) itu bertujuan untuk mengakrabkan mereka tanpa memandang dari kelas mana mereka berasal.

Dari pembagian kelompok yang dibacakan Bu Lestari, mereka terbagi menjadi 20 kelompok dengan masing-masing 5 anggota setiap kelompok. Lizora, Elfino, Clemen, Irene dan Jenna berada di kelompok yang sama (kelompok 1) Lizora sempat protes kepada Bu Lestari, dan mempertanyakan Jenna yang anak IPS tidak seharusnya ikut dalam kelompok berisi anak-anak IPA. Namun, ternyata alasan Jenna berada di dalam kelompok yang sama dengannya itu karena gadis itu sudah dipindahkan ke kelas IPA 3 (satu kelas dengan Irene). Berikutnya ada; Caramel, Arthur, Pritta, Belva dan Frico di kelompok 2, lalu; Maxime, Olive, Starla, Diovan dan Ellena di kelompok 3, dst.

Setelah pembagian kelompok selesai, mereka berbaris rapi dengan anggota kelompok masing-masing. Lizora terlihat sangat kesal. Dia terus menggerutu, karena tidak terima berada dalam satu kelompok yang sama dengan Irene dan Jenna.

"Kenapa, sih, harus ada Jenna?" gumam Lizora kesal. Dia sudah berbicara sangat pelan, tetapi Elfino yang berdiri di depannya dapat mendengar dengan baik.

"Gausah lo pikirin, Ra," ucap Elfino seraya berbalik menghadap Lizora. "gue kan juga satu kelompok sama lo."

Lizora hanya mengangguk singkat.

"Kalau mereka macam-macam sama lo, biar gue yang urus, Zor!" sahut Clemen. Dia merangkul bahu Lizora, tanpa ia tau kalau Elfino sudah menatapnya tajam.

Lizora melihat Clemen, lalu tersenyum tipis. "Thanks, Cle."

"Cle, turunin tangan lo!" ujar Elfino memerintah.

Clemen yang baru sadar setelah ditegur oleh Elfino langsung menurunkan tangannya dari bahu Lizora. "Sorry, El, kelepasan."

Elfino hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Hai, El," sapa Irene. Dia datang menghampiri Elfino bersama dengan Jenna. "gue senang, deh, bisa satu kelompok sama lo."

Elfino langsung memasang wajah datar. Dia menatap Irene tajam, sangat tidak minat. "Sayangnya, gue enggak!" ujarnya sarkas.

"Kok kamu ngomong gitu, sih, El?" sahut Jenna. Dia berniat membela Irene. "kita kan satu kelompok. Jadi harus kompak, dong!"

"Malas," balas Elfino. "kenapa juga, gue harus kompak sama cewek-cewek pembohong kayak lo berdua?"

Clemen mengangguk setuju atas ucapan Elfino barusan. "Lebih tepatnya, yang satu pembohong, yang satunya lagi pengkhianat," sahutnya. "makanya bisa jadi teman gitu."

Lizora mengulas senyum diam-diam, melihat Irene dan Jenna yang kalah telak.

"Ngapain lo senyum-senyum gitu?" tanya Irene. Dia kesal ketika melihat Lizora tersenyum ke arahnya, seperti sedang mengejek. "dasar cewek egois!"

Elfino (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang