*****
jika tidak ditakdirkan bersama, kenapa harus bertemu dan jatuh cinta?
*****
Begitu bel istirahat berbunyi, Elfino langsung berlari keluar dari dalam kelas. Selama jam pelajaran berlangsung tadi, Elfino sama sekali tidak bisa fokus karena mengingat kedekatan Lizora dengan ketos SMA Lavender. Dia rasanya tidak tenang, pikiran-pikiran dia akan kehilangan Lizora membuat nya ketakutan.
Karena itu, sekarang, Elfino segera bergegas menghampiri Lizora ke kelas gadis itu. Kelas XI IPA 1. Begitu sampai di kelas Lizora, Elfino tidak masuk ke dalam dan memilih menunggu di depan pintu kelas sampai Lizora sendiri yang keluar.
Dan benar saja, tidak lama setelah itu, Lizora keluar dari dalam kelas bersama Caramel.
"Zora," panggil Elfino.
Lizora menoleh, otomatis memutar bola mata jengah setelah melihat keberadaan Elfino di depan kelas nya. "Lo lagi...." dia menghela nafas nya. "ngapain lo disini?"
"Ada yang mau gue omongin sama lo," jawab Elfino dan langsung memegang lengan Lizora. "ikut gue," ajak nya.
Belum sempat Elfino menarik nya untuk ikut, Lizora sudah lebih dulu menepis tangan Elfino sehingga pegangan di lengan nya terlepas. "Gue udah bilang berkali-kali, jangan sentuh gue!" peringat nya.
Elfino menghela nafas. "Please ikut gue, Ra. Ada hal yang perlu gue omongin," ucap nya berusaha membujuk Lizora.
"El, kalau Zora nya gamau, jangan dipaksa ya," sahut Caramel. Sebenarnya dia tidak mau ikut campur, tapi melihat Lizora yang merasa tidak nyaman, dia tidak mungkin hanya diam.
"Mel, Arthur nungguin lo di kantin," ucap Elfino berbohong. "mending, lo samperin sana!"
Caramel tersenyum, mengangguk. "Yaudah, gue duluan ya."
"Mel," panggil Lizora yang baru sadar Caramel pergi meninggalkan nya. "Caramel, tungguin gue!" dia hendak pergi menyusul Caramel, tapi Elfino menghentikan nya.
"Ikut gue, Ra!"
Elfino menarik lengan Lizora untuk ikut bersama nya, meski Lizora terus meronta meminta dilepaskan sepanjang mereka berjalan di koridor lantai dua.
"Lepasin gue, brengsek!" Lizora kesal, mulai berbicara kasar. "gue gamau ikut lo."
Elfino berpura-pura tidak mendengar, membiarkan Lizora terus mengoceh sepanjang jalan bahkan sesekali mengumpat.
"Jangan marah, Ra! Kalau marah, cantik nya malah nambah," goda Elfino sambil terus menarik Lizora untuk ikut bersama nya.
*****
Dari semua tempat yang ada di sekolah, Elfino memilih membawa Lizora ke lapangan basket (indoor) yang sedang sepi di jam istirahat. Elfino berdiri di tengah-tengah lapangan bersama dengan Lizora. Sejak tadi, Elfino terus menatap Lizora lekat, berbeda dengan Lizora yang malah mengalihkan tatapan ke arah tribun, seolah-olah tribun jauh lebih menarik untuk dilihat dibandingkan wajah Elfino yang berdiri di hadapan nya.
Elfino menghela nafas dalam-dalam, lalu membuang nya perlahan. Dia berusaha lebih sabar menghadapi sikap Lizora.
"Ada yang mau gue omongin, Ra," ucap Elfino sambil menggenggam tangan gadis itu.
Lizora menoleh, raut wajah malas terlihat jelas. "Langsung ngomong aja. Gue gak suka basa-basi," suruh nya. "dan ... gausah cari-cari kesempatan supaya bisa pegang gue, paham?" dia menepis tangan Elfino sehingga genggaman nya terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?