35 - GEBRAKAN TAGAR.

4.5K 414 30
                                    

Beberapa part akan diprivate FOLLOW DULU BARU BISA BACA😍🤙🏻

Sebelum lanjut baca, tekan tombol bintangnya dulu. Tengkyu🦋

HAPPY READING.

35 - GEBRAKAN TAGAR.

"Hidup adalah rintangan kita sebelum mati."

"Bilang apa tadi?" bisik seorang laki-laki dengan badan yang sedikit membungkuk, menyetarakan posisinya pada telinga gadis kecil yang sedang terduduk dikursi rapuh.

Dua manusia ini, sedang berada didalam gudang. Gudang sekolah yang terletak diujung belakang sekolah berhampitan dengan tangga menuju lantai dua. Disana sangatlah pengap. Tak hanya itu, didalamnya juga kedap suara. Membuat siapapun takkan mampu mendengar suara bahkan teriakan dari dalamnya.

Jantung gadis itu sedang tidak aman, getaran dag-dig-dug didalamnya terasa sangat kencang. Sudah berapa kali ia menelan salivanya dengan sangat kasar. Ketakutan pada dirinya benar-benar sudah berada diujung tanduk. Bahkan tangannya sudah terasa sangat dingin dan bergetar hebat. Pipi kanan laki-laki itu hampir tertempel dengan pipi kirinya. Sejengkal lagi, mungkin akan menempel.

Aura wajah merah padam dari laki-laki itu benar-benar dapat dirasakan dalam dirinya. Keringat yang bercucuran, satu persatu ikut berjatuhan dibahu baju milik gadis tersebut.

"Siapa yang lo bilang ikut campur?" bisik rey dengan suara yang berbeda.

Tasya yang mendengar suara perbedaan dari bibir rey itu merasa ketakutan sendiri, hingga tak mampu menjawab pertanyaan dari laki-laki itu. Tak hanya itu, mulutnya seketika terasa terkunci. Bahu kanan kirinya pun terasa kaku dan bergetar kuat.

Ini pasti bukan rey.

"Jangan sentuh gue, atau gue aduin lo ke pacar gue." ucap tasya sedikit gangguk.

Laki-laki itu tersenyum smirk mendengarnya. "Pacar?"

"M-minggir!!!!" sentak tasya memukul sekali bahu rey yang tak mendapatkan reaksi apapun. Posisi laki-laki itu masih membungkuk menatap sengit raut wajah tasya, seperti tidak ada rasa sayang bahkan kasih didalam manik matanya.

"Disini sepi ca, bilang sekarang. Apa yang lo mau?" bisik rey.

Dengan perasaan campur aduk, tasya mendorong kuat bahu rey yang berhasil membuatnya tersungkur jatuh kelantai. Jalan pikir gadis ini sudah hilang, tak tahu apalagi yang akan ia lakukan sekarang agar bebas dari naungan laki-laki yang menurut hatinya itu bukan rey.

Tasya berlari kearah pintu gudang. Nihil, pintu itu terkunci. Kuncinya pun juga tidak ada. Ia menarik kuat knop pintu gudang dengan nafas tersengal dan keringat bercucuran mengalir deras dipelipisnya.

"TOLONGG!!!" teriaknya sembari menggedor pintu gudang dengan kepalan tangannya. Rasa takut pada dirinya, mampu membuat rasa sakit pada tangannya tak terasa. 

"SIAPA YANG MAU NOLONGIN LO DISINI? DISINI PENGAP! DISINI KEDAP! MAU SAMPE COPOT TUH PITA SUARA GAK BAKALAN ADA YANG BUKAIN LO PINTU."

Tasya membalikkan tubuh dan menempelkan punggungnya dibalik pintu yang tertutup. Lima langkah lagi, langkah kaki laki-laki itu akan berada tepat dihadapannya.

"Rey, jangan rey." pinta tasya lalu meneteskan air matanya. Menyatukan kedua tangannya memohon. "Pliss."

"Gue cinta sama lo, sya." ucap rey dengan suara lembut dan langkah kaki yang perlahan berjalan maju kedepan mendekati tasya.

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang