73 - TRAGEDI BUNUH DIRI

2.4K 248 80
                                    

Beberapa part akan diprivate FOLLOW DULU BARU BISA BACA😍🤙🏻

COBA TEBAK SIAPA YANG BUNUH DIRI?

73 - TRAGEDI BUNUH DIRI.

'gak harus sama kamu
or
gak, harus sama kamu'

Satu kalimat yang sama dengan arti yang berbeda.

Glory mengetuk pintu utama markas dengan sangat keras bahkan ia juga menendang pintu itu berkali-kali. Gadis itu merasa curiga dengan keberadaan tertutup orang-orang didalam. Glory juga mengancam orang-orang disana jika tidak segera membuka pintunya akan terjadi sesuatu hal yang takkan pernah ada dalam dugaan mereka. Mulai dari akan mendobrak, membakar, dan meruntuhkan markas. Ancaman itu terus terlontar dari mulut Glory.

Setelah pintu markas terbuka, omelannya terhenti. Dengan nafas memburu kesal, ia masuk kedalam lalu berlari kearah manapun mencari sesuatu yang mencurigakan. Baru saja akan masuk ke salah satu ruang kamar markas, tangannya ditarik oleh Alga.

"Gausah aneh-aneh, masuk kamar pribadi cowok. Gak baik." tutur Alga membuat Glory mengangguk paham lalu berjalan mengikuti arah jalan Alga.

"Kamu diem sini dulu, aku mau ke depan bentar sama Rey," ujar Alga sembari keluar markas bersama Sang Ketuanya.

"Kalian ngapain si?! Ngapain dikunci?" tanya Glory.

"Lo berisik banget Glor, gue ngantuk. Yang lain juga pada tidur." kata Ardi membuat Glory mengedarkan pandangannya pada sekeliling orang diruang utama markas.

"Heh! Bangun lo semua. Mereka udah selesai main layangannya." kata Adam mengetuk meja kayu nya dengan ketukan tangan. Semua anggota inti yang awalnya berehat tidur dengan berserakan kini terbangun dan beberapa dari mereka berjalan kearah belakang untuk menghampiri toilet.

"Itu kalian ngapain ke belakang rame-rame? Kalian ngapain hayo," pincing Glory menuding kisaran delapan orang, secara seksama mereka mendominasi pandangannya pada Glory yang terlihat sekali sedang merasakan penuh kecurigaan.

"Napa? Lo mau ikut?" tanya Elvan salah satu dari delapan orang itu dengan ketus lalu kembali melanjutkan langkah mereka semua kebelakang.

Gadis itu masih saja tak mempercayai orang disini kecuali Tasya dan Gebi. Langkahnya mulai maju kedepan mengikuti arah jalan kemana delapan laki-laki itu berada. Namun dengan cepat satu tangan besar milik laki-laki lain kembali mencengkal tangannya lebih dulu agar gadis itu menunda langkahnya.

"Mereka mau ke toilet dek, nanti kalo kamu ikut, Alga tau itu, dia bisa ngambek sehari semalam." kata Nando membuat Glory terdiam. Setelah pergelangan tangannya dilepas, gadis itu melangkah maju selangkah melihat kondisi dibelakang, Delapan orang yang ia curigai tadi nampak sekali sedang diam didepan toilet tak saling bicara.

Glory menghela nafasnya payah. Apaan si, ngapain ngepoin orang yang ke toilet. Langkahnya kembali mundur dan duduk ditempat yang sudah disediakan. Tak lama dari itu, Tasya, Rey, Alga, Gebi, Renald baru saja masuk kedalam ruangan dan menempati tempat duduk sofa depan.

"Gue gak bisa lama-lama ya gais, gue sama Rey diajak bokap urusin problem keluarga yang ada di Amerika besok. Gue minta maaf banget, gue sama Rey gak bisa ikut." ujar Renald.

Adam mengedipkan matanya sekali pada Renald. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya dengan kedua tangan bersatu terangkat meminta maaf, serta bibir yang bergerak berbicara tanpa suara. Hal itu diamati Glory dengan cengo. Tidak bisa, ini benar-benar mencurigakan.

"Why?" kata Glory sedikit berteriak. "Kenapa harus kode-kodean? Suara nya keluarin dong bang ren, ngapain di kemuh gitu?"

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. "Sorry bang, gue gak bisa. Masalahnya bokap sama nyokap sampe mau pisah, gue sama Rey gak bisa diem disini terus." ujarnya.

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang