61 - EL, PROBLEMATIKA.

3.1K 273 24
                                        

Beberapa part akan diprivate FOLLOW DULU BARU BISA BACA😍🤙🏻

Selamat menunaikan ibadah puasa buat yang menjalankan🖤

Semangat puasanya! Jangan bolong-bolong ya gais🤪

HAPPY READING🤰🏻

61 - EL, PROBLEMATIKA.

Langkah kaki seorang laki-laki yang baru saja keluar dari ruang administrasi sekolah seraya mengamati angka-angka yang dituliskan secara detail diatas nota pembayaran. Urutan angka yang dimulai dari angka paling besar mampu membuatnya tercengang. Kedua bulatan bola matanya mulai terpejam sejenak saat langkahnya terhenti, kemudian laki-laki itu berjalan kembali sambil mengamati baik-baik deretan angka tersebut, tak luput ia juga menghitung berapa nominal yang harus ia tebus disekolah ini agar dapat mengikuti Ujian Sekolah di bulan depan. 

Total: Rp. 9.680.000,00

"Dapet darimana gue uang sebanyak ini? Hutang gue di Rey masih ada. Gue harus cari ini kemana?" ujarnya sendirian sembari berjalan melewati beberapa ruang kelas di lantai dasar menuju kantin. 

Elvan menghentikan langkahnya kala ia melihat sebuah bangku yang terbuat dari bahan rotan kayu berbentuk persegi panjang tergeletak rapi dibalik tembok kelas XI. Laki-laki itu mendaratkan pantatnya untuk duduk diatas kursi kayu tersebut dengan aktivitas tangan yang sibuk melipat selembar kertas itu menjadi empat bagian, kemudian ia masukkan kedalam kantung bajunya.

"Gue harus cari 10 juta kemana lagi?" gumam elvan bertanya-tanya sendiri, kedua kaki terbuka lebar dan siku tangan melipat menumpuh diatas paha dengan badan membungkuk hingga jemari yang ia gunakan untuk meremas rambutnya. 

"Pa, elvan udah gak tahan hidup terlilit hutang kayak gini. Elvan udah gagal jadi kakak sekaligus tulang punggung keluarga yang baik. Elvan udah jahat sama mama karna udah ngasih uang dengan uang hasil hutang. Pa, elvan capek. Elvan pengen selesai aja hidupnya, tapi Elvan gak bisa liat  mama kesiksa sendirian."

Laki-laki itu membenahi dirinya agar kembali duduk tegak sembari mengusap sebutir air mata yang jatuh membasahi pipinya sekilas. Ia merogoh lembaran kertas tadi, dari saku bajunya. Tangannya mulai kembali membuka lipatan empat menjadi terbuka dan terpampang kembali tulisan angka itu didepan matanya. Semua kenyataan benar-benar didepan matanya. Padahal prinsip Elvan dari dulu adalah menghindari hutang. Namun saat ini, malah ia sedang terjerumus dalam masalah hutang-piutang.

"Kalau kamu gak segera melunasinya, kamu gak bisa ikut ujian." kalimat yang dilontarkan pak sadewo benar-benar memenuhi pikiran elvan saat ini.

Laki-laki itu meremas kuat-kuat kertas nota berisikan cicilan yang harus ia bayar untuk bisa melanjutkan sekolah disana. Raut wajahnya kini berubah memerah bahkan otot tangannya pun mulai menonjol terlihat jelas meremas kuat-kuat kertas tersebut. Pandangan matanya benar-benar tajam, melekat kedepan hingga membakar diri nya habis berkeringat. Tidak ada orang yang suka berhutang, tidak ada yang mau hidup dalam keadaan penuh hutang. Begitupun piluh Elvan saat ini, ia tidak tahu harus bagaimana agar masalahnya ini perlahan selesai.

"Kok disini?" tanya seorang gadis dari arah sebelah membuat Elvan menghentikan lamunannya dan sesegera menepis air matanya. Ia membenahi remukan kertas itu menjadi lurus kembali dan melipat ulang menjadi empat, lalu ia memasukkan kedalam saku bajunya lagi.

"Lo ngapain disini?" tanya Elvan ketus pada Chelsea. Gadis yang memiliki ciri khas rambut dikepang satu dengan postur tubuh yang ramping, ia adalah Chelsea, adik kelas sekaligus gadis yang terkenal sangat kagum pada dirinya. 

"Kakak kok disini? Gak masuk kelas? Habis ini bel loh." kata Chelsea pada Elvan dengan tangan yang meremas kuat-kuat ganggang sapu yang ia gunakan untuk menyapu kelasnya barusan. Rasanya Chelsea selalu merasa ingin terbang saat ia bertemu dengan Elvan. Tembok kelas yang menjadi sandaran Elvan saat ini ternyata adalah tembok kelas Chelsea.

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang