70 - PENTAS KELULUSAN.

2.7K 260 15
                                    

Beberapa part akan diprivate FOLLOW DULU BARU BISA BACA😍🤙🏻

HALLO GAIS, I'M BACK! 

PADA LIBURAN DI KOTA MANA NIH PARA PEMBACANYA IYIS?

NOTES!
*BUAT KALIAN YANG UWWU PHOBIA JANGAN DISKIP, BIAR TAMBAH PHOBIA🤣

MET MALMING GAIS, HAPPY READING😗

70 - PENTAS KELULUSAN.

"Hai anak buna, anak buna dah mandi ya? Unchh, white kamu cantik banget nak," kata gadis berdaster hijau dengan motif batik jawa. Sejak sejam yang lalu, Glory sudah duduk dipinggiran kolam renang menemani kedua anak kucing sedang makan yang ia beli beberapa hari yang lalu dengan suaminya.

"White, makan yang banyak ya, biar kamu sehat terus nak." katanya lagi pada kucing putih lalu beralih pada satu kucing lainnya dengan warna berbeda.

Glory mengelus sayang pucuk kepala kucing hitam itu dengan sekali kecupan yang ia berikan. Lalu kembali beralih pada kucing putihnya. "Hmm, anak buna wangi banget. Kalian habis mandi ya? Siapa yang mandiin? Bibi ya?"

Satu kecupan jatuh pada kucing putih. Kucing pertama yang membuat Glory terpanah dan jatuh cinta. "Sehat-sehat ya kalian, makan yang banyak. Buna mau ke atas dulu, mau nemenin babu kalian satunya." lagi-lagi Glory mengecup pucuk kepala kucing putih.

Kucing hitam yang awalnya sedang termangu menatap makanannya, kini beralih menatap Glory yang akan berdiri dari duduknya. "Oh iya, anak buna ada dua, maap ya black. Cini-cini, una iyum ulu." ujarnya lalu mengecup tiga kali kucing hitamnya.

"Udah ya, kalian makan yang banyak, habis ini buna samperin lagi kalo paps udah berangkat ya?" finishnya lalu berdiri dan berjalan kearah lantai dua menuju kamar tidurnya.

Pintu kamar terbuka. Didalam kamar sedang mendapati seorang laki-laki tengah menghadap kearah balkon kamar dengan tangan memegangi benda pipihnya. Suara seorang laki-laki yang lebih lantang dari suaminya terdengar dari sebrang telfon milik laki-laki itu. Dengan pelan-pelan Glory menutup pintunya dan melangkah maju menghampiri Alga yang sedang terbahak mendengar suara Johan dari sebrang telfonnya.

Satu gerakan saja sudah membuat Glory tergerak meraih pinggang Alga dan memeluknya dari belakang. Laki-laki itu terlonjak kaget dan spontan menyikut kepala gadisnya. Dengan cepat ia membalikkan tubuhnya kemudian meletakkan ponselnya diatas meja dan memegangi kedua pipi Glory yang sedang merenggut kesal.

"Aduhh sayang, maaf maaf," ucap Alga yang ikut terkejut kemudian menarik ponselnya kembali. "Han, udah dulu ya, habis ini gue langsung ke markas."

Alga meletakkan ponselnya kembali dan berjalan lebih cepat mengejar Glory yang akan keluar kamar. Dilihat dari raut wajahnya, nampaknya Glory sedang ngambek dengan bibir berkerucut tebal.

"Sayang, maaf." lirihnya kala tangan kekar laki-laki itu melingkar dipinggang gadisnya dari belakang. "Aku gak tau, refleks aja, kaget." suara hening masih terasa, ucapan Alga masih belum terbalaskan.

Pelukan itu terlerai, Alga menarik tangan Glory agar berbalik badan menatap wajahnya. Ia mengusap wajah gusar gadis tersebut yang sedang merunduk diam. Usapan demi usapan itu jatuh pada kedua pelipis Glory dengan lembutnya jemari tangan suaminya.

Selesainya, Alga menangkup kembali kedua pipi Glory dan mendongakkan pandangan gadisnya agar menatapnya kembali. "Sayanggg, aku beneran gak sengaja, jangan marah lagi ya?"

"Kamu boleh hukum aku, kamu boleh marah tapi ngomel, jangan diem. Aku gak suka didiemin kamu kayak gini. Aku gak suka kamu yang diem, aku lebih sayang kamu yang bawel."

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang