67 - TRAGEDI LAGI.

2.3K 213 23
                                        

Beberapa part akan diprivate FOLLOW DULU BARU BISA BACA😍🤙🏻

Mencium aroma akan ending HAHA.

67 - TRAGEDI LAGI.

Seminggu kemudian. Waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin merasakan MOS, merasakan disiksa oleh kakak osis,, kok sekarang sudah jadi kelas paling tinggi dan sebentar lagi akan meninggalkan sekolah. 

Pagi ini, sebelum memasuki kelasnya, siswa-siswi kelas dua belas yang sudah datang mulai berlarian atau berburu dulu masuk kedalam kantin. Beberapa dari mereka juga ada yang sudah berada didalam kelas dengan menyibukkan diri mereka dengan belajar. Lain hal dengan yang ke kantin, mereka lebih memilih mengenyangkan perut dari pada mengisi kapasitas otak.

Empat gadis yang baru saja di suguhi dengan rujak kesayangannya kini mulai melahapkan pelan-pelan ke mulutnya. Setelah banyak berbicang panjang mengenai hari-hari lalu yang mereka hadapi, saat ini mereka hanya membisu diam. Menyibukkan dirinya dengan lahapan pada rujak tersebut.

Selang hampir sepuluh menit. Rujak tersebut habis termakan lahap. Glory mulai menarik tisu membersihkan mulutnya dari sisa bumbu rujak yang menempel pada bibirnya. Tasya yang bergerak dengan aktif pada ponselnya. Melina dengan botol susu hangatnya pagi ini. Serta Gebi yang menolehkan kepalanya melihat suasana kantin pagi ini.

"Nanti gue mau ke markas. Mau ikut gak?" tanya Glory pada teman-temannya.

"Gak ah! Gue malu banget Tuhan. Udah marah-marah ke bocil itu, eh taunya Melina cuman kram. Gue liat mereka bisik-bisik, gue dah kekeuh sama pendirian gue bahwa mereka salah. Eh ternyata lagi rundingan gimana cara nya bisa nyolong mangga muda." jawab Gebi mengingat kejadian pada minggu lalu.

"Lo si, ngadi-ngadi." ujar Glory cengengesan. Minggu lalu, saat Glory tertidur pulas dengan kepala memakai paha Alga sebagai bantalan. Ia terbangun kala mendengar suara celoteh dan teriakan dari Gebi serta para bocil. Gadis itu berdiri menghampiri temannya yang sedang berwajah merah. Jika di ingat lagi, wajah merah Gebi minggu lalu sangatlah menggemaskan. Terlihat sekali Gebi sangat malu menuduh orang sembarangan.

"Ini udah jam 7 tapi kok bel masuk belum bunyi ya?" tanya Gebi ikut menarik tisu, mengikuti gerak Glory.

"Lagi mengalihkan ya non?" bisik Glory yang duduk disamping Gebi. Gebi melotot tajam, menyuruh gadis itu untuk diam.

"Kita kan ujian Geb." jawab Tasya. "Kata nyokap gue, masuk jam 8."

"Eh katanya seminggu yang lalu lo lagi kocok koin di aplikasi belanja ya?" tanya Glory menatap Gebi yang sedang melirik kearah lain.

Pandangan salah seorang gadis yang terarah pada mantan kekasihnya sedang mengantri di stand sosis bakar bersama pacar barunya, kini beralih menatap temannya. Senyuman serta helaan nafas yang ia keluarkan dengan terpaksa dan berusaha ikhlas.

"Bisa beli pabrik mobil gak Geb?" tanya Tasya menyahut.

"Yang menang ada seribu orang. Gue dapet sepuluh ribu bukan juta." ujar Gebi memainkan sedotan di gelasnya.

"Lo liatin William?" kata Tasya dengan sedikit hati-hati lagi ketika menatap raut wajah Gebi berubah. Sebelumnya ia sempat mengikuti arah pandang Gebi yang melirik pada ujung stand di kantin. Tempat penjual sosis bakar terenak di sekolah ini karena satu-satunya.

Gebi menggeleng dengan kepala merunduk serta pandangan masih fokus pada sedotan yang ia mainkan. "Kalo kemarin gue sama dia belum putus, kira-kira sekarang kita lagi ngapain ya? Kita antri sosis juga gak ya? Atau mungkin kita--"

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang