57 - SIKAP MANIS.

2.1K 205 13
                                    

Beberapa part akan diprivate FOLLOW DULU BARU BISA BACA😍🧡

HAPPY READING...

57 - SIKAP MANIS

Rumah besar yang selalu nampak bersinar dan terang kini terlihat sangat redup. Lampu dari arah dalam rumah sepertinya tidak menyala. Mitsubishi Pajero Sport berwarna hitam baru saja terparkir rapi didalam pelataran dalam rumah. Mobil tersebut dinaiki oleh kedua sejoli, selaku anak dan menantu dari pemilik rumah ini. Alga dan glory yang masih berada didalam mobil yang sudah terhenti sedikit heran dengan situasi rumah malam ini. Mereka datang dalam keadaan sudah malam dan gelap, kenapa rumah juga turut ikut gelap seperti situasi diluar.

Alga membantu glory melepaskan seatbelt pada kursi duduk gadis itu lalu menatapnya sebentar. "Bentar ya sayang, kamu tunggu dulu disini. Jangan keluar." pesan alga lalu keluar dari mobil dan berlari kearah pos satpam rumahnya.

Pos satpam yang biasanya diduduki oleh tiga penjaga, saat ini hanya menyisakan dua orang saja. Disana hanya mendapati pak dudung dan pak diding. Kedua pria itu nampak sibuk menonton sinetron yang lagi booming-boomingnya dikalangan emak-emak. Tak hanya emak-emak saja yang mengagumi, ternyata bapak-bapak juga ikut nonton dan suka. Apalagi kalo bukan ikatan lope.

"Duh mas al, kenapa kamu manis banget." puji pak dudung membuat pak diding yang ada disampingnya menoleh kebingungan.

"Amboi-amboi, dudung!" pak diding mengetuk kepala pak dudung dengan tongkat yang terbuat dari plastik. Tersangka benda itu adalah milik renald, anak nando. "Kau nih lakik! harusnya lebih suka sama mbak andin nya, Amboii!"

"Apa salahnya aku suka mas al, apa masalahmu diding?" bantah pak dudung tak terima ketika kesukaannya ditolak oleh orang lain.

"Pak," panggil alga membuat keduanya menoleh ke belakang secara kompak.

"Iya den, ada yang bisa kita bantu?" kata pak diding berdiri sama halnya dengan pak dudung.

"Enggak pak. Saya cuma nanya, bunda sama papa kemana?" tanya alga melirik kearah bangunan rumahnya yang terlihat sedikir horor.

Pak diding terdiam sejenak, lalu berkata, "Tuan edgar lagi ada meeting jadi pulang telat den. Kalo nyonya elina, beliau lagi acara arisan sama temen SMP katanya, dianter sama pak dadang."

"Oh," pahamnya. "Kok rumah lampunya gak dinyalain pak? cuman beberapa aja? Lantai dua juga kenapa gak dinyalain?"

"Saya gak berani den masuk-masuk gitu. Apalagi disana gak ada orang. Asisten rumah tangga nya kan semua lagi ikut nyonya elina, katanya mereka juga diajak ke sopi pulangnya. Nyonya elina bilang, kantor tuan edgar lagi naik-naiknya. Jadi beliau memutuskan untuk mengajak semua asistennya belanja." jawab pak diding dengan jelas.

"Sopi-sopi! Shopping lah diding." sarkas pak dudung membenahi ucapan pak diding.

"Tapi orang-orang menyebutnya sopi lah!" bantah pak diding.

"Dimana-mana sopi itu nama orang lah. Kamu macam mana? Satpam kok bodoh banget." ujar pak dudung.

Alga menggelengkan kepala dengan senyuman kilas simpul melihat aksi debat dari kedua satpamnya. Selalu saja hidup mereka diterangi dengan perdebatan yang sangat-sangat kurang faedah. "Yaudah pak, saya masuk dulu ya?"

"Iya den." kata pak dudung lalu memukul bahu pak diding. "Kayak gak pernah sekolah aja kamu nih diding. Bodoh."

Sepertinya alga mendengar suara-suara yang masih sibuk menyelesaikan perdebatan random mereka. Perkara shopping dan shope saja diributkan. Alga berfikir yang dimaksud pak diding itu adalah shope bukan sopi, tapi orang tua seperti pak diding mana tau aplikasi shope. Mungkin ia tahu itu alat yang digunakan untuk belanja melalui online, namun ia tak tahu jika shope dan shopping itu berbeda.

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang