03 - PERSAHABATAN

9.9K 807 20
                                    

Beberapa part akan diprivate FOLLOW DULU BARU BISA BACA😍🤙🏻

Cie yang nungguin aing update tapi gak update-update. Nih dah update ya, sekalian dalam sehari wkwk.

HAPPY READING🤰🏻

03 - PERSAHABATAN.

"Bapak lo kan pengacara trus ibu lo itu guru bk. Lo gak latihan mental tiap hari dirumah?" tanya gebi pada tasya yang berada disampingnya dengan kepala celigukan seperti sedang mencari seseorang.

Kini mereka berempat sedang berada dihalte sekolah ditemani dengan teman-teman lain yang sedang menunggu jemputan orang tuanya. Halte itu, semakin lama semakin sepi dan tersisa hanya keempat orang yaitu glory and friends. Jika glory terbiasa menunggu jemputan supir, gebi dan melina juga sama. Namun berbeda dengan tasya, ia selalu pulang akhiran karena sedang menunggu ibunya.

"Enggak tu," tasya menoleh kanan kiri mencari sesuatu.

"Nyari apa lo?" tanya glory yang ikut bingung melihat sepupunya celingukan gak jelas.

"Nyokap gue kok gak muncul-muncul si," lirih tasya yang sudah malas sekali menanti kehadiran ibunya.

"Pacar lo ca," ujar glory menunjuk seorang laki laki sedang membaca buku.

Laki-laki yang sedang berjalan melewati halte itu terlihat sangat fokus sekali pada buku novel yang sedang dipegang dan ditatapnya serius seperti benar-benar fokus membaca. Sepertinya dia sengaja lewat sana demi mencuri perhatian tasya yang konon kata tasya, dia adalah pacar tasya yang entah ke berapa itu. Laki-laki itu sedang mengadakan acara ngambek dadakan pada tasya, ketika tau bahwa tasya memiliki banyak cadangan kekasih selingan bahkan kekasih gelap dibelakangnya. Tak membuat tasya merayu malah membuatnya acuh tak peduli.

Kata glory pepatah: jika kau ditinggalkan maka carilah yang lebih menawan kaya akan rupawan hingga hartawan.

"Bukan," jawab tasya acuh lalu memalingkan pandangannya agar tak menatap laki-laki yang sedang berjalan melintas dihadapannya.

"Ihirr!! Abanggg," goda gebi dengan suara menggelikan pada laki laki yang terlihat gugup jalan sembari menatap novel ditangannya. "Jangan liatin novel itu terus dong bang. Noleh kesini banyak cewek gelis atuh," lanjut gebi yang masih siaga menggoda laki-laki caper ini.

Laki laki itu semakin menguatkan langkahnya agar cepat berlalu dari halte. Tangan masih setia memegang buku novel dan mata yang fokus menatap tulisan rapi di novel nya. Setelah sekuat tenaga mempercepat langkahnya, akhirnya ia lolos dari delapan pasang mata wanita sedeng yang berada didudukan kursi besi halte.

"Ngapain si dia," glory bertanya pada gebi yang berada disamping kirinya. Gebi hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

"Kangen tasya mungkin," ujar gebi melirik tasya yang sedang menatapnya.

"Cangkemmu geb geb. Kalo kata salim, dhhsi372°|=(827-837," saut tasya menirukan gaya bicara edan ala salim.

"Lagi ngikutin bahasa yayangnya gak tu," ucap gebi mendekatkan dirinya melewati glory menghampiri tasya dan menepuk bibir tasya sekali.

"Husttt!" tasya menepis tangan gebi. "Bau tai," kata tasya melihat gebi yang menepuk bibirnya dengan tangan kiri. Gebi kembali menepatkan dirinya seperti semula disusul dengan senyuman smirk remeh pada tasya.

"Cangkem itu apa?" tanya melina berada disebelah kiri gebi yang hanya menjadi perndengar sembari melihat keributan teman-temannya.

"Ini loh cangkem." tasya menyentil mulut melina yang ada disampingnya.

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang