02 - MUSUH TERBARU

6.2K 378 10
                                    

Beberapa part akan diprivate FOLLOW DULU BARU BISA BACA😍🤙🏻

Silahkan vote dan komen dulu buat salam di awalan. Jangan lupa juga follow instagram author @dtnslsbl_ , follow me in tiktok zugaa @wp.caa_ . Thank you <3

HAPPY READING🤰🏻

02 - MUSUH TERBARU.

"Kenyang," ujar melina mengelus perutnya yang terasa semakin buncit. Lalu melirik kearah gebi yang terlihat melamun menatap kedepan dengan mulut masih mengunyah. Didepannya, terdapat tasya yang sedang memakan rujaknya yang belum habis. Tepat disamping tasya ada glory yang sedari tadi hanya menguap dan mengucek bola matanya.

"Glory ngantuk ya? Tidur aja, nanti meli bangunin." lanjut melina lalu melirik gebi. "Kalo putus sama william gak usah galau atau mungkin sampai putus asa trus depresi gitu gebi. Kalo jodoh pasti balik, kalo gak balik berarti emang gak jodoh karena emang gak seiman."

"MELI!" sentak gebi membelalakkan matanya menatap melina dengan perasaan dongkol. "Jangan jujur, nanti gue sedih. Katanya lo gak mau punya sahabat yang suka nangis, tapi kok lo malah mojokin gue terus sii,"

Melina menaikkan ujung bibirnya kebingungan. "Kata papi meli, kalo bohong nanti masuk neraka. Kayak papi tu, papi nya meli kan meninggal karena ke amerika mau kerja, tapi waktu kecil papi ngomongnya mau keluar kota aja. Eh kecelakaan pesawat trus meninggal, pasti sekarang papi lagi berenang di neraka. Meli selalu doain papi biar berenangnya itu diberi kenikmatan. Karena gini ya gebi, di neraka itu kan cuman api, kalo papi berenang di api itu pasti kepanasan. Ya semoga aja di neraka ada AC nya." tutur melina dengan panjang lebar yang membuat ketiga sahabatnya meruntuki manusia satu ini didalam batinnya.

"Lo mau pulang ke alam mana dulu nih mel? Gue depresi lama-lama punya temen yang tingkat kekadalannya tinggi." lirih tasya menatap melina nyalang.

"Tasya!" sapa seorang laki-laki berkacamata minus dengan jambul kebanggannya, salim. Laki-laki yang masih kekeuh mengejar cinta seorang tasya. Sudah ditolak ribuan kali, tapi benteng semangat laki-laki ini masih saja kokoh.

"Masya Allah, nambah satu." ujar gebi menggaruk tengkuk lehernya lalu menarik tangan melina dan menggeretnya untuk keluar dari kantin sebelum terjadi peperangan. "Gue tunggu dikelas ya, dulu guys." 

Melina dan Salim bisa dibilang cerminan. Karena dua manusia antara perempuan dan laki-laki bertingkah laku layaknya sama-sama bocil ini sering sekali bergadu, entah soal hal kecil maupun hal besar. Dengan sangat menjaganya, gebi selalu menarik melina agar jauh dari hadapan salim. Sebelum gebi menggeret melina untuk berdiri dari duduknya, tangan melina sudah tergerak akan menampar wajah salim yang baru saja tiba. Menurut melina sendiri, salim adalah laki-laki yang harus ditampar setiap ketemunya.

"Tasya ada waktu gak nanti malam?" tanya salim duduk dibangku tempat melina duduk sebelumnya.

"Kenapa emang?" jawab tasya ketus tanpa mengalihkan pandangan dari kuku-kukunya yang panjang itu. Sepertinya ia sedang membersihkan dosa yang terkumpul didalam sana.

"M-mau jalan," ujar salim dengan suara babibu layaknya orang ketakutan. Ia takut akan ditolak lagi, tapi walaupun salim penakut ia tidak akan putus asa untuk mendapatkan hati seorang tasya yang terkenal judes dan buaya nya.

"Boleh tapi ijin dulu sama nyokap gue," lirihnya lalu menoleh kearah glory yang sedang bermain ponsel. Kemudian melirik salim yang sedang menatapnya dengan raut wajah cengengesan.

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang