EXTRA PART: HOPELESS.

2.9K 289 35
                                    

Hi semua☺🖤😡

Satu part ini spesial dan gak disatuin sama part yang lain. Disini bener-bener pyur cuman berpatokan sama mereka. Untuk beberapa yang muncul, itu hanya pemanis part ya...

Ini aku rada takut buat ngepublish, jadi kalo sewaktu-waktu bakal di unpub. I'm sorry huhu...

Sebenarnya, Part ini mau aku up di Karya Karsa, tapi karena rasanya kayak aneh gitu, jadi aku memutuskan untuk memulangkan saja part ini ke kediamannya.

Untuk beberapa EXTRA PART lainnya akan tersedia di Karya Karsa aku. Di Follow ya, @salsaa12

Aku juga minta maaf karena selama ini aku lebih mengutamakan problem daripada inti cerita. Disini, aku bakal kasih part yang memang seharusnya ada didalam genre PERJODOHAN.

Kalo dilihat-lihat emang aku gak cocok nulis genre ini yang sedikit berbau gitulah, aku gak ahli dan bukan bandarnya gais😭

Jadi, apapun yang terjadi kedepannya. Baik buruknya dicerita ini, kalian cukup ambil sisi positif dan skip sisi negatif nya.

Kalian boleh kasih aku kritik, sebebas mungkin, begitupun dengan saran.

Semua manusia saling membutuhkan manusia lain untuk menjadi manusia🥰

HAPPY READING🥰

Glory merebahkan dirinya dikasur. "Ya Allah, capek."

Jarak tempuh dari lokasi sawah tadi tidak cukup menghabiskan waktu satu jam, melainkan dua jam. Bayangkan sendiri, betapa teposnya pantat orang-orang yang berkendara jauh. Sungguh hebat untuk orang-orang yang mudik keluar kota menggunakkan motor tapi kuat menjalaninya. Kalau Glory si, udah lah, cukup. Gini saja sudah membuatnya kehilangan pantat.

"Kamu mandi dulu sana, jangan langsung tidur. Kasurnya kotor. Tadi juga kakinya becek-becekan di lumpur sawah. Gini nih kalo nikahin bocil, bukan nyari temennya yang ilang malah main lumpur." ujar Alga.

Gadis itu mendudukkan dirinya kembali. "Gak main lumpur, cuman buat dempo."

"Kotor ish, bau tai. Sana mandi." perintah Alga.

"Gak mau, kamu dulu aja. Aku nyusul ya? Silahkan tuan raja." kata Glory lalu merebahkan dirinya kembali di kasur.

"Gak ada, aku dulu aku dulu. Kamu duluan yang masuk. Kamu ini kalo aku tinggal mandi, pasti bangunnya dah dialam lain. Sekarang mandi dulu, habis itu tidur. Udah jam 9 buruan," kata Alga menarik tangan Glory agar berdiri.

"Ummm, gak mau. Capek tau gak si? Kamu ini ah!" kesal Glory yang sudah berdiri kemudian masuk ke dalam kamar mandi dengan langkah kecimak-kecimek kesal.

"Aku ke bawah dulu ya, cari makanan. Barang kali ada sisa masakan bunda," pamit Alga lalu mendapat teriakan dari dalam kamar mandi. "YE KECIL!"

Laki-laki itu melepas tautan jam tangannya dan merogoh ponselnya dari saku celana, meletakkan kedua benda tersebut dimeja televisi. Kemudian ia berjalan keluar kamar menuruni anak tangga menuju dapur. Disana mendapati Papa dan Bunda nya yang sedang berbicara empat mata. Sebenarnya Alga tidak kepo, ia hanya ingin tahu.

"Hayo ngomongin apa ini? Konferensi adek baru ya?" goda Alga lalu duduk disamping Edgar.

"Kamu ini ngawur, seharusnya kamu yang wajib kita sidang. Kapan mau punya anaknya? Udah buat belum? Atau perlu papa bantu?" ujar Edgar.

Elina melotot tajam pada suaminya. "Papa, jangan gitu. Anaknya malu."

"Punya malu kamu?" tanya Edgar membuat Alga hanya ketawa-ketiwi.

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang