41 - PERUNDUNGAN GLORY.

3.3K 261 24
                                        

Beberapa part akan diprivate FOLLOW DULU BARU BISA BACA😍🤙🏻

Sebelum lanjut baca, tekan tombol bintangnya dulu. Tengkyu🦋

HAPPY READING.

41 - PERUNDUNGAN GLORY.

Kring....

Bel pulang berbunyi. Seluruh siswa maupun siswi SMA DHARMAGA itu keluar dari kelasnya masing-masing lalu bergegas ke parkiran atau mungkin ke kantin dan bisa saja langsung berjalan ke gerbang sekolah.

Masih setengah siswa yang keluar dari kelas XII IPA 2. Sisanya masih mengerjakan rangkuman tugas matematika dari bu aisyah. Guru cantik dan berbulu mata lentik yang identik dengan wajah garangnya.

Cantik-cantik tapi garang, macam kak ross.

"Glor, udah belum?" tanya tasya pada glory. Gadis itu menggeleng pelan dengan pandangan masih fokus pada tumpukan abjad dan angka diatas tulisan bukunya.

Tasya berdiri seraya menenteng totebagnya dan maju kedepan menyerahkan buku catatan matematika tersebut diatas meja guru yang sudah mendapati banyak sekali tatanan buku disana. Dengan pandangan sengit dari bu aisyah.

Bu aisyah dan tasya terkenal akan sengitnya permusuhan diantara keduanya. Konon kata siswa kelas XII IPS 3, bu aisyah menyukai rey. Anak didiknya sendiri. Memang benar adanya rey sangat rentang untuk berbaur dengan siapapun ditambah kecerdasan otak yang tidak usah diragukan lagi. Sehingga guru pun bisa merasakan kenyamanan ketika sedang mengajar di kelas XII IPS 3 karena rey yang selalu menjadi pendoman pertama. Selain tampan dan pintar, laki-laki itu terkenal akan wajah wibawa yang sudah dibentuk sejak lahir.

Sebenarnya tasya biasa saja dan mengambil jalan tengah untuk bersifat apatis. Toh bagaimana pun rey, tasya pasti jauh lebih tahu. Namun, guru matematika yang masih muda dan cantik itu selalu saja menyudutkan dirinya dalam hal apapun.  Glory sendiri kadang juga ikut jengkel pada bu aisyah, tapi apa boleh buat. Bagaimana pun bu aisyah, ia tetaplah guru yang berjasa dan harus dihormati.

Tasya meletakkan buku tersebut tanpa meralihkan matanya untuk menatap bu aisyah. Setiap melihat bu aisyah, aura kesalnya itu selalu keluar. Sedangkan bu aisyah sendiri selalu mencari gara-gara agar tasya tersudutkan juga.

"Taruh yang bener. Kamu baru aja ngumpulin. Taruh paling bawah." lirih bu aisyah dengan suara tak enak di dengar dan ketus yang amat terdengar jelas.

Gadis tersebut menghela nafasnya, baru saja ia akan menaikkan susunan buku teman-temannya, pergerakannya terhenti akibat tangan seseorang yang menahan dirinya agar tidak melanjutkan aktivitas itu. Glory menatap tasya dan berkedip sekali, membuat gadis itu paham kemudian meletakkan kembali bukunya diatas buku lain.

"Apa-apaan kalian ini. Kamu disuruh kenapa gak diturutin. Ada masalah apa kamu sama saya?" ujar bu aisyah.

Glory memundurkan wajahnya dengan tatapan memincing aneh. Gadis itu melangkah maju menarik buku tasya begitupun menaikkan buku teman-temannya dan meletakkan kedua buku catatan milik dirinya maupun tasya dibagian paling bawah.

"Udah buk. Saya pamit." ujar glory menyalimi bu aisyah. Sedangkan tasya hanya berlalu begitu saja.

Walaupun tidak suka, bagaimanapun dan cara apapun yang dia lakukan buruk kepada dirinya, glory akan tetap memaafkan apalagi itu guru sendiri. Sedangkan tasya jika sudah membenci, melihatpun sudah sangat enggan. Kalaupun ada gebi, pasti gebi yang menegur tasya walaupun tetap bebal, sama saja tidak mungkin didengar. Satu lagi jangan lupa, gadis polos itu sangat pandai dalam segala hal. Dalam kepolosannya, ia selalu memastikan bahwa lawan dari temannya itu tidak akan pernah menang.

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang