06.

148K 12.6K 55
                                    

❃ Happy Reading! ❃


"Setelah semua selesai silahkan ke kantin untuk melakukan makan malam." Ucap Gus Zayn.

Abel mengira yang tadi dia tabrak di koridor seorang ustad tapi mendengar banyak memanggilnya Gus, Abel jadi berpikir ulang dia seorang Ustad apa Gus atau memang keduanya sama saja.

Ntahlah Abel tak peduli.

Setelah Gus Zayn mengucapkan itu, seorang Ustazah mengetuk pintu mengalihkan perhatian mereka.

"Assalamualaikum." Salamnya.

"Waalaikumsalam waramatullahi wabarakatuh," Jawab mereka serempak.

"Maaf Gus menganggu, saya hanya ingin menyampaikan pesan untuk santriwati." Ucap Ustazah itu pada Gus Zayn sambil menunduk kepala.

Gus Zayn mengangangguk "Silahkan." Ucapnya.

"Apa ada Santriwati yang bernama Abel?" Tanyanya. Naila yang merasa nama Abel di panggil segera menyenggolnya.

"Abel di panggil tuh angkat tangan" Ucap Naila sambil mengangkat tangan kanan Abel.

"Untuk Abel sudah di tunggu di Ndalem oleh ibu-nyai." Ucap Ustazah itu saat melihat salah satu santri mengangkat tangan. Saat mendengar kata Ndalem mereka dengan serempak menoleh ke arah Abel.

Abel binggung melihat respon mereka karena dia seperti melakukan kesalahan besar.

"Kalo ada santri yang di panggil ke Ndalem biasanya punya masalah atau emang ada keperluan." Ucap Mbak Sekar menjelaskan.

Abel hanya membulatkan mulutnya seolah paham, namun jelas dia tak peduli.

"Ibunyai itu siapa ustazah?" Tanya Abel binggung.

Mereka yang mendengar mengerinyit binggung bagaimana mungkin santrinya tidak mengenal pemilik pondok. Pikir mereka heran.

"Tentu saja pemilik pondok ini, masa kamu gak tau?" Jawab salah satu santri.

"Istri kyai Reyhan?" Tanya Abel binggung. Ada salah satu santri yang ingin menjawab namun urung.

"Abel mari saya antar ke Ndalem," Ujar Ustazah Adila yang entah kapan sudah berada disana. Abel segera mengangguk dan membereskan barangnya lalu segera pergi dari sana bersama Ustazah Adila setelah memberi salam.

Saat menuju Ndalem Ustazah Adila memulai percakapan "Abel katanya tidak ingin orang lain tau bahwa kamu ning, tapi kamu malah yang akan membongkarnya sendiri." Ucap Adila menggeleng sambil tersenyum ramah.

"Yakan saya mana tau ustazah." Balas Abel terkekeh kecil sambil mendekap mukenah serta kitabnya erat.

"Beliau yang kamu sebut Abi itu biasa di panggil sama santri itu bapak kyai dan umi itu Ibunyai." Adila menjelaskan.

Abel mengangguk paham. "Terus kalo misalnya Papa kesini biasa di panggil apa?" Tanyanya lagi.

"Tentu saja Gus, Papa serta om Abel kan anak dari Kyai." Ucap Ustazah Adila menimpali.

"Terus Gus Zayn berarti anak kyai?" Ujar Abel binggung.

Ustazah Adila mengangguk "Iya Anak kyai kota sebelah." Ucap Adila lugas.

"Tapi ko malah ngajar disini?" Tanya Abel lagi.

"Mungkin biar lebih mandiri, seperti saudara Abel juga ada yang kaya gitu kan padahal punya pesantren sendiri." Ucap Adila tak melunturkan senyumnya.

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang