31.

92.7K 7.6K 54
                                    

❃ Happy Reading! ❃

Sejak keluar dari arena Abel terus mendapatkan ucapan selamat dari para pendukung, Abel hanya tersenyum untuk menanggapi.

"Widih masuk ke babak selanjutnya nih!" Seru Ala antusias saat Abel menduduki kursi semula. Abel mengangguk-anggukan kepalanya saja karena dia sedang minum.

"Selamat ya! Tapi jangan terlalu senang dulu karena masih ada babak-babak selanjutnya yang masih menanti." Ucap Rizky.

"Gue tau kali kak, tapi masa seneng dikit gak boleh." Cibir Abel.

"Udahlah gue mau ke kamar mandi dulu." Lanjut Abel sambil bangun dari duduknya.

"Ngapain lo, mau di temenin?" Tanya Ala.

"Mau boker, gak usah gue bukan anak kecil." Jawab Abel sekenanya.

"Ih jorok lo!" Sentak Ala, Abel hanya memutar bola matanya malas.

"Ya kali gue boker di tempat umum!" Dengus Abel sambil melenggang menuju pintu utama Aula tanpa mendengarkan jawaban Ala selanjutnya.

Abel segera berjalan cepat menuju toilet setelah di beritahu jalan yang harus di tujunya. Setelah sudah Abel bernafas lega lalu merapihkan seragamnya kembali dan rambutnya yang sedikit keluar dari hijab.

Saat Abel sedang berjalan untuk kembali ke Aula ada orang yang melambai-lambaikan tangannya. Abel memekik tertahan melihat itu.

"Riel!" Pekiknya sambil berjalan menghampiri Reza yang ikut menghampirinya. Reza merentangkan tangannya siap menerima pelukan, Abel dengan spontan pun memeluknya dengan erat.

"Do you miss me?" Ucap Reza.

[Apakah kamu merindukanku.]

Abel mengangguk semangat. "Yes!" Saat Abel mengucapkan itu Reza malah makin memeluknya dengan erat.

"Ih gak bisa nafas tau!" Ujar Abel sambil memukul punggung Reza pelan. Reza hanya melonggarkan sedikit pelukannya.

"Udah ih bau keringet juga!" Ucap Abel mencari alasan karena tak ayal orang yang lewat melirik-liriknya.

"Engga, bentar aja." Balas Reza. Abel berdecak malas.

"Udah, kayak mau ilang aja!" Gerutu Abel namun tak di tanggapi Reza, setelah beberapa menit pelukan baru di lepaskan Reza.

"Capek gak?" Tanyanya sambil berjalan beriringan ke Aula. Abel mengangguk.

"Lumayan lah, because you are the cure for my tiredness." Ucap Abel terkekeh dan berbicara dengan fasih.

[Karena kamu adalah obat penatku.]

Reza ikut tersenyum. "Bisa gitu ya?" Tanya Reza.

Abel mengangguk dan tersenyum manis. Reza mengusap kepala Abel yang tertutup hijab itu.

"Jangan di acak-acak Riel!" Ucap Abel menepis pelan tangan Reza sambil mencebikkan bibir.

"Iya-iya engga Ra." Ujar Reza sambil membenarkan hijab Abel.

"Aku nunggu disana ya!" Ucap Reza setelah memasuki Aula. Abel menatap binggung Reza.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Kan disana rame temen-temen kamu," Balas Reza.

"Terus masalahnya apa?" Ucap Abel.

"Masalahnya kamu kan di kirim kesini gara-gara aku."

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang