❁
❁
❁
❃ Happy Reading! ❃
Abel mengedikkan bahunya. "Gue gak kenal sama geng yang lo sebutin tadi." Ucapnya sambil membalas pesan pacarnya.
"Gak kenal?." Kini wanita itu yang membeo binggung.
"Oh maksud gue yang tadi nganterin lo ke kelas barusan." Lanjutnya seolah paham.
Abel mengangguk mengerti "Oh Cakra dkk, ya seperti yang lo liat kenapa emang?." Ujar Abel.
"Nih gue kasih tau Abel." Ucapnya sambil menarik Abel untuk duduk di kursinya.
"Oh ya sebelumnya kenalin dulu nama gue santi, gue bakal jelasin tentang Geng Leon." Ucap Santi semangat.
Abel diam mendengarkan. "Geng Leon tuh salah satu geng yang terpengaruh di kota ini, gue rasa gak ada yang gak kenal sama geng mereka, orang-orang baru itu pengecualian." Ucapnya.
"Gue kira di jakarta doang yang ada." Jawab Abel heran.
Santi menggeleng. "Lo tau kan meja yang lo tempati tadi kenapa gak ada yang isi." Lanjutnya.
"Karena itu tempat biasa mereka?." Ujar Abel.
"Yap bener banget, dan lo tau gak sebelum-sebelumnya juga ada anak baru loh yang duduk di situ juga karena gak tau, terus langsung di semprot sama si mulut lemes Dika." Ujar Santi.
"Nih ya apalagi kalo orang-orang ngeliat muka Reza yang datar jadi kaya keliatan garang dan mata elang Raka tapi mukanya babyface langsung ketakutan duluan tuh orang, gak ada yang berani bantu apalagi ngedeketin mereka yah kecuali ngedeketin Cakra, Tama sama Yoga sih masih bisa di bicarakanlah." Lanjutnya sambil terkekeh.
"Sebenernya geng leon tuh orangnya banyak cuma kayak mencar gitu, terus yang suka duduk di bangku kantin itu tuh biasanya kayak anggota inti gitu tapi ada yang anggotanya juga kayak yoga, tama sama cakra. Inti geng di sekolah ini tuh setau gue cuma ada 3R Reza, Raka, Remon." Ujar Santi.
"Remon tuh lagi ada urusan gitu kalo gak salah di luar kota dan lo tau gak gue kira tadi lo bakal kayak anak lain yang pernah duduk disitu tapi lo malah cuek bebek, pake santai segala lagi makannya dan lo juga yang berani mukul atau ngomelin geng leon selain gengnya." Ucap Santi sambil mendengus malas. Saat Santi ingin berbicara lagi datang seorang guru.
Mereka memulai pembelajaran dengan tenang.
oOo
Pembelajaran telah selesai tepat pukul 3 sore. Saat dzuhur tadi Abel tak lupa melaksanakan kewajibannya. Dan kini Abel tengah berjalan menuju mobilnya. Saat ingin mengeluarkan mobil dari parkiran dia mendengar ada yang memanggilnya.
Abel dengan spontan menoleh. Rupanya Yoga yang memanggilnya. Abel menurunkan kaca mobilnya tanpa menaikkan kacamatanya.
"Apa?." Tanyanya heran.
"Meuni badas pisan Abel teh." Ucap Cakra saat melihat Abel.
"Widih gaya lo." Ujar Dika sambil mencibir. Abel menatap mereka jengah.
"Lo kesini pake mobil?." Tanya Yoga.
"Menurut lo gue kesini ngesot?!" Sarkas Abel.
Tin Tin
"Lo mau ikut ga?!" Tanya Tama yang sudah menaiki motor ninjanya.
"Eh iya!" Ucapnya tergesa menaiki motor Tama. Reza serta Raka pun sudah berada di atas motor ninjanya masing-masing. Cakra dan Dika ikut menaiki motornya masing-masing.
"Ayo." Ucap Cakra. Reza dan Raka menjalankan motornya terlebih dahulu di ikuti yang lain dan Abel berada di paling belakang.
Suara khas motor mengalihkan atensi mereka yang ingin pulang dan menatap kagum Geng Leon.
oOo
Abel merebahkan dirinya pada sofa yang terdapat di tengah Ndalem. Umi Khansa yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Abel makan dulu terus mandi abis itu sholat, kan ada kelas sore." Ucap Umi lembut.
Abel mengangguk. "Iya Umi." Ucapnya lalu melangkah ke dapur dengan lelah. Abel makan dengan cepat lalu membereskan-nya kembali, dan segera mandi setelahnya melakukan sholat asar di kamarnya karena jika di majlis pasti sudah mulai.
"Umi Abel ke asrama dulu." Ucapnya saat telah selesai sholat.
Abel menaruh Hpnya di dalam kamar untuk di charger sebelum itu juga dia mematikan hpnya terlebih dulu. Karena setelah mengaji subuh dia akan mengambil uang saku yang di titipkan papahnya pada Umi. Jadi dia akan sekalian mengambil hp-nya dan agar saat di sekolah hpnya tak lowbet.
Umi mengangguk. "Iya." Jawabnya menerima uluran Abel. Setelah salam Abel segera keluar dari Ndalem.
Dengan melampirkan tas di bahu, baju di keluarkan sepatu hanya di pakai tapi tidak di tali dan tidak memakai kaos kaki yang memperlihatkan betis putihnya itu, Abel segera berjalan sedikit tergesa ke asrama.
Tanpa di ketahui Abel, mereka melihat Abel yang tengah berlari dan memperlihatkan auratnya karena sholat asar telah selesai. Sampai ada yang serempak beristighfar saat tak sengaja melihat kaki jenjang Abel yang terekspos.
Abel lupa menyiapkan baju yang mau di pakai serta barang yang akan di bawa saat kelas sore. Jadi dia sekarang sedang kalang kabut.
"Ribet amat." Gerutunya kesal karena takut telat, Abel biasanya tak masalah jika itu terjadi tapi dia sangat malas jika mendengar siraman rohani jadi lebih baik dia mencari jalan aman saja.
Untungnya saat sampai kelas dia belum melihat tanda-tanda guru akan masuk. Dia menghela nafas lelah lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja.
🔹🔹🔹
Bersambung...
Kali ini partnya pendek dulu ya hihi.
Karena ini cerita seorang 'Abel' yang baru masuk pesantren jadi di maklum aja ya kalo misalnya sekolahnya belum memakai khimar dan ikuti terus perjalanan-nya memperdekat pada jalan yang benar.
🌿See you nextt part!🌿

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Gus Cuek! [End]
Spiritual|| FiksiRemaja-Spiritual. || Rabelline Maheswari Pradipta. Wanita bar-bar, cuek dan terkadang manja yang terpaksa masuk pesantren sang kakek karena kesalahan yang telah dia perbuat. Berpacaran. Yang jelas kata yang paling di blacklist oleh keluargan...