13.

125K 9K 30
                                        

❃ Happy Reading! ❃

Istirahat pertama lebih lama dari sekolahnya dulu, kalo kata Cakra setelah jam istirahat pertama di lanjut 3 mata pelajaran jadi itu yang bikin lebih lama.

"Gila kenyang banget." Ucap Abel sambil menepuk-nepuk perutnya yang tak kuat menampung makanan yang masih banyak di meja.

Dika yang kebetulan saat ini duduk di dekat Abel menonyor bahunya. "Yee lo makan banyak gitu gimana gak kenyang coba." Saut Dika jengah.

Abel diam tak menyahuti. "Jadi cewe ko gak ada imut-imutnya heran gue, makan lo banyak banget jaga image dikit kek." Cerocos Dika sebal.

"Dih ngapain makan di imut-imutin segala, gue udah imut kali." Balas Abel santai meminum susu coklat milik cakra yang belum terbuka.

"Ngapain juga jaga image segala gue kan mau makan, mending gini dong daripada sok nolak padahal mau." Cibir Abel sebal mendengar penuturan Dika.

Brak!

Yoga mengebrak meja dengan heboh yang membuat mereka yang mendengar tersentak kaget. "Nah gue setuju nih sama Abel." Ujar Yoga.

"Tapi kalo dedek gemes gue yang gitu gapapa sih." Lanjutnya sambil menyugar rambutnya saat melihat adik kelas yang lewat dan mengedipkan sebelah matanya genit.

"Sialan kaget gue bangke." Umpat Abel. Raka yang mendengar umpatan Abel langsung menyentil keningnya pelan.

"Mulutnya." ucapnya gemas.

Abel mengusap dahinya yang sedikit sakit itu sambil mencebikkan bibirnya. "Iya-iya maap." Ujarnya mengambil permen milkita yang berada di atas meja itu lalu membukanya.

"Heh itu punya gue." Ujar Tama tak terima permennya sudah di jilati oleh Abel. Abel mengeluarkan permen itu dari mulutnya dan menyodorkan pada Tama.

"Nih mau?." Ucapnya santai sambil menaikkan alisnya. Tama memutar bola matanya malas.

"Nyebelin lo." Sunggutnya kesal. Saat Abel ingin menarik permen, permennya sudah di masukan ke mulut Raka, Abel melotot melihat itu begitupun dengan mereka yang melihat.

"Ihh jorok lo." Abel bergidik jijik melihat Raka dengan santainya memasukkan permen bekas Abel ke dalam mulutnya.

"Itu bekas gue Rak." Ucapnya aneh.

Dika lagi-lagi menonyor bahu Abel.

"Kita juga tau bego itu mah." Umpat Dika kesal.

"Ck gue kan cuma ngasih tau." Decak Abel tak terima.

Cakra menatap Raka terperangah. "Wow berarti kalian secara gak langsung ci-." Yoga langsung menonyor kepala Cakra saat tau ucapan yang akan di lanjutkannya.

"Gak usah di perjelas juga nyet." Sentaknya.

Cakra mengusap kepalanya itu, "Lagian teh si Abel mah nawaran ka si Tama, naha anjeun nu emam?." Tanya Cakra dengan mengeluarkan bahasa sundanya.

[Lagian tuh si Abel nawarin ke si Tama, kenapa kamu yang makan?.]

"Tau ih gue kan cuma bercanda, kenapa malah di ambil beneran." Sunggut Abel kesal. Saat ingin menjawab suara Bel masuk mengintrupsi.

"Udahlah ayo ke kelas." Ucap Tama berdiri terlebih dahulu dari sana di ikuti oleh yang lain.

Abel ikut berjalan beriringan ke kelas dengan mereka sehingga menjadi pusat perhatian karena dia berjalan di tengah-tengah yang di apit oleh Raka yang sedang makan permen dan Reza yang memasukkan tangannya pada saku celana dengan Dika yang masih sibuk menyemil, Cakra yang tersenyum ramah, Tama yang memegang buku dan Yoga yang sedang tebar pesona pada wanita cantik.

Abel tak terlalu memperhatikan sekitarnya sehingga dia tak tau tatapan binggung, sinis serta iri mereka yang di layangkan padanya.

Abel sedari tadi berjalan tapi binggung karena para lelaki itu tak kunjung memisahkan diri. "Kalian mau kemana deh?." Tanyanya.

"Ya mau nganter lo ke kelas lah, emang kemana lagi." Jawab Dika malas.

Abel mengerinyit lalu memberhentikan langkahnya hingga mereka ikut berhenti.

"Gue bukan anak kecil ya harus di anter segala." Gerutunya tak terima.

"Udah sana balik, udah bel juga." Lanjutnya. "Tanggung bentar lagi juga sampe bel, gue sekalian mau ketemu sama degem kali." Ucap Yoga santai.

Abel menghela nafas lalu berjalan lagi. "Degem aja pikiran lo."

"Siapa tau ada yang kecantol bel." Saut Yoga.

"Yee buaya kadal, giliran anak orang baper malah di tinggalin." Jawab Abel menimpali.

"Pesona gue itu kuat, suruh siapa baper sama gue juga." Sanggah Yoga lalu berhenti tepat di depan XI Mipa 1.

"Nah sampe." Ucap Cakra.

"Kelas kita sebelahan gue di Mipa 2." Lanjutnya. Abel mengangguk mengerti.

"Yaudah pada balik lo pada." Usir Abel saat mereka masih terdiam di tempat.

"Yee main usir aja lo." Seru Yoga tak terima.

Abel mendengus malas. "Yaudah kakak-kakak yang ganteng balik ke kelas sana udah bel juga, makasih udah anterin gue." Ucap Abel malas.

Yoga menyugar rambutnya lagi dan tersenyum bangga. "Gue tau gue ganteng gak usah di perjelas juga gue udah tau." Ucapnya percaya diri.

"Ayo balik." Jawab Tama malas saat mendengar respon Yoga yang terlalu percaya diri itu. Mereka segera melenggos dari sana di ikuti Cakra yang berjalan menuju kelasnya, Abel ikut memasuki kelasnya dan banyak pasang mata yang melihatnya.

"Gak ada kerjaan banget mereka nganterin terus balik lagi, mereka kira gue anak kecil apa." Gumam Abel kesal sambil membuka hp dan berjalan menuju kursi yang berada di barisan belakang itu. Mereka terangah mendengar gumaman Abel.

"Lo kenal sama Geng Leon?." Tanya salah satu siswi saat Abel melewatinya, Abel yang merasa pertanyaan itu di tuju padanya seketika jalannya terhenti.

"Lo nanya sama gue?." Tanyanya membalikkan badanya menghadap wanita berambut lurus itu.

"Emangnya nanya siapa lagi?." Tanyanya balik.

"Geng Leon?." Beonya heran.

"Iya geng leon, lo kenal kan sama mereka?." Ucapnya sedikit antusias.

Abel mengedikkan bahunya.

🔹🔹🔹

Bersambung...

🌿See you nextt partt🌿

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang