39.

81.8K 7.3K 154
                                    

❃ Happy Reading! ❃

Zea langsung menutup mulutnya tak percaya dengan mata berkaca-kaca dan kepala yang terus menggeleng tak percaya, Ayu yang syok pun langsung jatuh pingsan Umi khansa seketika tambah lemas mendengarnya.

"Enggak, Om bohong kan pasti Abel mau ngeprank Ze!" Ucapnya tak terima.

"Pa yang di omongin Om bohong kan?" Ucap Zea menggalihkan perhatian.

Papa galang hanya menggeleng memberi respon dan hanya tersenyum sendu, mereka tanpa basa-basi langsung menuju Tkp, Galang tak ikut dia ingin menunggu istrinya terbangun lebih dulu.

"Innalillahi wa inna illaihi raji'un." Ucap mereka saat melihat mobil Abel yang seperti memiliki kerusakan parah dan melihat beberapa baju yang berserakan di dekat mobil yang berada di bawah jurang.

Walau jurang yang tak terlalu dalam banget tapi jurang itu cukup curam dan beberapa pohon liar ada disana Zea menatap Mobil Biru milik Abel dengan mata berkaca-kaca, berusaha tak mengeluarkan air mata namun nihil buliran beninh tetap menggalir di pipinya dia terisak kecil tak kuasa menahan tangis.

Umi Khansa yang melihat itu langsung memeluk Zea menenangkan,

"Umi ini pasti prank kan, itu cuma mobil yang kebetulan sama kayak punya Abel." Racau Zea pada Umi. Umi hanya tersenyum menenangkan, tanpa membalas racauan Zea yang seakan tak terima.

Salah satu petugas kepolisian menghampiri mereka.

"Apa ini dengan keluarga korban?" Tanyanya tegas. Gavin dan Abi mengangguk membenarkan.

"Seperti yang sudah di jelaskan kini korban berada di rumah sakit dan ini potongan baju yang berada di dalam mobil dan ada tas serta identitas." Ucap Petuga situ sambil memberi potongan baju, tas dan identitas Papa Galang.

Gavin mengambil itu, dia melihat potongan baju Abel dengan nanar tentu saja dia ingat baju yang terakhir kali di pakai oleh Abel Gavin mengadahkan kepalanya agar air matanya tak terjatuh, lalu mereka menuju rumah sakit untuk melihat jenazah.

Saat sampai rumah sakit mereka dengan cepat di arahkan ke salah satu ruangan, Abi dengan tangan gemetar ingin membuka penutup kain jenazah tak siap jika melihat wajah cucunya terbaring disana.

Deg!

Mereka tersentak melihat wajah yang tak bisa di katakan baik-baik saja wajah pucat pasi ada luka pun dimana-mana yang tergores di wajahnya, namun bukan itu yang menjadi titik fokus mereka namun kepala yang tak tertutup khimar dan tonjolan di leher yang sudah jelas menandakan dia lelaki!

"Tuh Umi ini bukan Abel!" Ucap Zea setelah melihat dengan seksama jenazah itu walau awalnya ragu untuk melihat.

Mereka menghela nafas sedikit lega, melihat bukan Abel yang terbaring disana.

"Apa beliau keluarga kalian?" Tanya petugas polisi.

Zea menggeleng cepat. "Dia bukan Abel, pemilik mobil itu cewe bukan cowo!" Sanggah Zea cepat tanpa takut di depannya ini adalah polisi.

Lelaki itu mengangguk teman lelaki di sampingnya terus menulis–entah menulis apa. "Lalu apakah ada surat pemilik mobil." Ucap Petugas itu lagi.

Galang yang tak lama datang dan mendengarnya dari belakang seketika memberi apa yang di maksud polisi, polisi menerima dan terus mengajukan pertanyaan.

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang