47.

78.1K 7.3K 31
                                    

❃ Happy Reading! ❃

"Gak usah sekolah aja Nai, biar kita izinin." Ucap Rosa kesekian karena sikap kekeh Naila.

"Aku gak mau ketinggalan pelajaran terus lulusnya ketunda." Jawab Naila kekeh.

"Kan yang sakit tangan sama kaki aku, bukan otak." Jawaban polos Naila yang membuat mereka lagi-lagi menghela nafas.

"Kalo kesakitan jangan nangis." Ujar Rosa. Naila hanya mengangguk-angguk saja.

Mereka berjalan dengan pelan mengikuti langkak terseok-seok Naila.

"Kamu kok bisa sampe jatuh gini." Tanya Rosa di sela-sela berjalannya.

Naila gelagapan mendengar pertanyaan Rosa. Saat dia melihat temannya yang tak memerhatikan raut wajahnya dia bernafas lega. Apalagi ketidak pekaan Abel.

"Aku lagi gak mood aja, eh ngelamun rupanya yah jadi gitu." Jawab Naila biasa saja agar tak terlihat gugup.

"Ya allah maaf Nai gak bohong kok, kemaren gara-gara ngeliat gus nyakitin hati sahabat nai jadi gak mood, terus ngelamun jadinya jatoh berarti nai gak bohong." Batinnya

"Lain kali jangan suka ngelamun di jalan." Peringat Mbak sekar. Naila mengangguk mengiyakan.

Untungnya saat sampai belum ada guru yang mengajar. Naila bernafas lega karena sahabatnya tak akan terkena masalah karena dirinya.

Saat mendengar ucapan salam seseorang Nai lalu menoleh dengan spontan lalu membalas salam.

Kok gus Naufal yang ngajar bukanya ustadz fahri? Pikirnya binggung. Neneng yang melihat kebingungan teman sebangkunya menjelaskan.

"Hari ini jadwalnya gus Naufal kalau kamu lupa." Ucap neneng memberi tau.

"Ustadz Fahri ngajarnya besok." Lanjut neneng lagi seolah tau apa yang di pikirkan Naila.

"Yang di belakang kenapa berisik? Apa tidak ingin mengikuti pelajaran saya?." Tanya Gus Naufal datar seperti biasa.

Mereka berdua yang mendengar tersentak, begitupun dengan yang lain termasuk Abel. Namun dia mencoba tak memperdulikan.

"Afwan Gus." Ucap mereka berdua serentak gugup.

"Lain kali jangan di ulangi."

"Na'am Gus." Jawabnya lagi. Mereka pun diam tidak ingin ikut campur.

"Selesaikan tugas halaman 107 bel pulang berbunyi kumpulkan." Ucapnya yang di angguki mereka.

"Na'am Gus." Jawab mereka.

Mereka mengerjakan dengan diam tanpa membuka suara.

Abel yang berada di dekat Naila dan mendengar grasak-grusuk pelan pun menoleh melihat Naila yang berusaha menulis di tangan yang tertutup perban itu namun tak berhasil, Abel masih memerhatikan kini Naila menulis menggunakan tangan kiri namun tulisannya seperti anak tk yang belum pandai menulis.

Abel menyobek kertas dengan pelan agar tak mengeluarkan suara.

Lalu menuliskan sesuatu disana dan melemparnya pada Naila yang terkejut melihatnya Abel mengangguk seolah mengatakan buka.

'Bukunya siniin biar aku tulisin'

Naila menjawab dengan gelengan. Abel tetap kekeh dengan tangan kiri yang dia julurkan agar Nai segera memberi bukunya.

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang