16.

99.7K 8.4K 23
                                    

❃ Happy Reading! ❃

Sudah hampir seminggu lebih Abel bersekolah dan melakukan rutinitas yang membuatnya sangat lelah bukan hanya badan tapi juga pikiran yang terus memaksanya untuk bekerja dan berfikir.

Karena belum siap menggunakan hijab saat ke sekolah Abel memutuskan memakai sweater saat keluar. Walau terkadang dia menjadi buah bibir dia tak peduli.

Abel menjalankan mobilnya namun dia berhenti saat melihat seragam baju batik santri yang sama dengannya.

Tin Tinn

Suara klakson-nya membuat mereka terkejut atau spontan menyingkir. Abel menurunkan kaca mobil di samping pengemudi.

"Hey!." Seru Abel memanggil santriwati. Santriwati yang merasa dirinya di panggil segera bertanya.

"Aku kak?." Tanyanya gugup menunjuk dirinya sendiri.

"Iya lo yang seragamnya kayak gue." Ucap Abel. Santriwati itu segera menghampiri.

"Kenapa kak?." Ucapnya gugup lagi, Abel jadi merasa seperti kakak kelas yang membully adik kelasnya, Abel segera membuyarkan pikiran anehnya itu.

"Lo satu sekolah sama gue kan?." Tanyanya.

"Iya kak." Ucapnya.

"Kelas berapa lo?." Tanyanya lagi.

"Sepuluh kak." Jawabnya.

"Gue nanya hal unfaedah banget udah keliatan dari baju sama manggil gue kak, kenapa make nanya segala." Gumamnya heran sendiri.

"Kenapa kak?." Tanyanya.

"Oh engga, cepet naik." Ujar Abel.

"Eh gak usah kak aku naik angkot aja." Ucapnya menolak halus.

"Udah cepet naek nanti telat." Ucap Abel tak santai.

Wanita berhijab itu mengangguk ragu, Abel menaikkan kaca mobilnya lalu menatap heran saat pintu mobil belakangnya terbuka.

"Ehh, enak aja duduk di belakang!." Sentak Abel tak terima. Santri itu tersentak lalu menatap binggung ke arah Abel.

"Duduk di depan gue bukan supir lo, terus tutup pintunya juga pelan-pelan" Lanjutnya. Santriwati itu mengangguk seolah paham lalu berjalan ke depan.

Bukan tanpa alasan Abel mengatakan seperti itu, karena waktu itu dia ingin pergi ke pasar namun orang utu menutup dengan tidak santai. Tentu saja Abel terjolak terkejut sambil menatap horor pintu yang baru di tutup itu.

Masalahnya itu bukan mobilnya.

"Heh nutupnya pelan-pelan, ini bukan mobil gue." Ucap Abel kesal.

"Hehe afwan Abel kelepasan." Jawab Naila polos sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal. Abel mendengus malas.

"Terus kalo bukan mobil kamu mobil siapa dong?." Tanya Mbak sekar binggung karena Abel terus memakai mobil ini.

"Ini mobil kakak sepupu gue, kalo mobil gue sih rusak juga gak masalah." Ucap Abel sambil menjalankan mobilnya. Kali ini mereka yang menatap horor ke Abel dengan gampangnya mengatakan bukan masalah jika mobilnya rusak. Lalu mereka terdiam.

"Kalian gak ada yang mabok mobilkan?." Tanya Abel mereka menggeleng.

"Kan deket Abel jadi gak bakal mabok." jawab Naila.

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang