23.

91.3K 8.2K 41
                                    

❃ Happy Reading! ❃

"Ko barang-barang kamu di bawain semua bel?." Tanya Rosa.

"Iya itu kan punya kamu." Jawab Mbak Sekar. Naila hanya memandang ke depan dengan binggung.

Abel segera berlari ke depan dengan coklat yang masih tersisa di tangannya. "Ustazah ko makanan Abel di bawa semua sih?!." Tanya Abel menatap tak percaya pada barangnya.

1 dus susu kotak strowberry yang sudah terbuka, 2 dus Aqua botol 1liter, yang 1 belum terbuka dan 1 lagi sudah dan 2 dus makanan cemilan seperti snack-snack dan roti untuk sarapan-nya. Tak lupa 3 susu coklat frisianflag kotak besar untuk serealnya.

"Ini susu punya kamu?." Tanya Ustazah.

"Iyalah ustazah emangnya punya siapa lagi o-em-ji hellow semua makanan gue kenapa di keluarin." Ucapnya tak santai.

"Ngapain kamu sampe stok susu kayak anak kecil aja." Ucap pengurus keamanan.

"Yakan Abel masih emang masih kecil bukan tante-tante." Ucap Abel kesal.

"Ini lagi kenapa beli Aqua segala kan di sini sudah di sediain minum." Ucapnya lagi.

"Ya buat minum atuh teteh moal mungkin atuh jeung kokobok lagian Abel tuh gak bisa minum air taher atau keran tau." Ujar Abel. Tari yang mendengar ucapan Abel terkekeh karena memakai pakai bahasa sunda.

Harusnya kan taheur bukan taher. Gumam Tari menatap heran Abel, bisa-bisanya masih bercanda.

"Minum air keran tuh dapet barokah juga dari Kyai." Ucapnya menjelaskan.

"Tapi namanya juga gak bisa emangnya kalo Abel tiap hari diare mau tanggung jawab?." Sunggut Abel kesal.

"Ini lagi segala pake ada sereal sama roti-rotian kaya gak di kasih sarapan aja." Balasnya.

"Iya emang kan Abel gak bisa makan nasi uduk jadinya makan roti sama sereal lah." Ucap Abel.

"Abel tuh di sini cuma bisa makan nasi sama sayur doang, kan kalo ayam makan-nya seminggu sekali, terus cuma bisa sarapan kalo ada nasi kuning doang." Lanjutnya malas.

"Kan ada ikan-ikanan." Jawab Wanita itu lagi.

Abel menggeleng cepat "Abel gak bisa makan ikan-ikanan."

"Biasanya makan juga sama ikan asin." Ucap santri yang di sebelahnya menimpali.

"Ih enak aja Abel cuma bisa makan ikan cuma ikan teri pake kacang, lagian Abel gak pernah makan ikan asin ko." Sanggahnya tak terima.

"Ini gak bisa itu gak bisa, emangnya di kasih makan apa kamu?!." Ucap santriawati itu lagi tak percaya.

"Ya makan daging lah, daging ayam daging sapi di olah jadi berbagai macam makanan setiap harinya emang di sini cuma seminggu sekali." Desisnya sebal.

"Namanya juga di pesantren di ajarin kesederhanaan jadi wajar saja." Ustazah Adila memberi tau.

"Iya tau tapi namanya juga gak bisa mau di paksa-paksain gimana juga gak bakalan bisa, emangnya ustazah gak liat nih badan Abel udah kurus aja udah kayak tulang doang, beda banget sama pas pertama kali dateng kesini." Ucapnya sambil mencebikkan bibir sebal.

"Emangnya ini pesantren kamu apa bisa se-enaknya gitu?!." Sunggut Santriawati yang masih berada di sampingnya.

"Iya emangnya kenapa mau punya gue kek, bokap gue, kakek gue kek masalah buat loh?!." Balas Abel sinis, santri itu hanya melirik sinis ke Abel.

"Lagian kenapa gak sama kamarnya aja sekalian di bawa kesini?." Ucap Abel malas.

"Sudah-sudah cepat duduk lagi Abel." Ucap Ustazah itu.

"Tapi barang Abel di balikin loh." Ucapnya.

"Gak bisa gitu dong." Pengurus Keamanan menimpali. Abel menaikkan bahunya acuh

"Kalo gak ada itu mana bisa sarapan, yang ada Abel bakal keluar dari ini pondok." Ujar Abel Lugas.

"Bagus gitu dong biar gak rusuh terus." Ucap santri itu.

Abel mengangguk malas. "Emang lo kira gue mau disini?." Sunggutnya.

"Tinggal keluar doang susah amat." Jawabnya.

"Kalo gitu bantu gue keluar dari sini gue kasih 5 juta gimana?." Tanya Abel menawari mereka menggeleng tak percaya saat mendengar Abel dengan gampangnya memberi uang untuk keluar.

"Keluar aja sendiri." Ucapnya usai dari keterkejutan-nya.

"Kalo 10 juta gimana?." Tanya Abel lagi. Mereka yang mendengar menelan saliva susah payah nominal uang yang mengiurkan.

"Ehem Abel nanti barangnya di balikan ke asrama, tidak ada keluar-keluaran atau acara kabur-kaburan, silahkan duduk kembali." Ujar Ustad Adam tegas.

Abel mencebik tak terima namun tak urung dia kembali ke tempat.

Abel dengan bosan bersender mendengarkan petuah-petuah yang berada di depan.

Rosa menyenggol lengan Abel sambil menatap ke depan.

"Apa?" Tanya Abel.

"Liat deh itu kan kotak strawber-." Ucapan rosa terpotong saat abel dengan spontan mengalihkan perhatiannya pada kotak yang tertindih oleh makanan lain.

"YAAMPUN BERRY GUE!." Pekiknya sambil berlari menuju depan melewati santriwati mereka yang mendengar pekikan Abel yang menggelegar terkejut serempak namun abel tak peduli. Setelah sampai Abel menatap nanar Strawberry-nya.

"Yah berry gue ancur." Gumamnya lirih menatap sendu.

"Yang sopan jangan teriak-teriak apalagi ada yang lebih tua." Ucap Ustazah menceramahi.

Santriwati yang di belakang ikut menegurnya. "Apaan sih heboh banget cuma strawberry murah di pasar juga banyak yang jual!."  Ucapnya dengan jelas bahwa tak menyukai abel.

Abel mengangguk membenarkan. "Iya murah cuma 3jutaan doang tapi di pasar gak ada yang strawberry kayak gini." Ucapnya lirih terus menatap nanar buah favoritnya itu.

Mereka yang mendengar menatap tak percaya pada buah strawberry yang berada di depan padahal hanya buah, namun harganya sampai 3 jutaan padahal akhirnya akan kebuang juga.

"Panen-nya juga lama gue nunggu lama banget." Lanjutnya sambil tersenyum sendu.

Ustazah Adila menimpali. "Tapi masih bisa di makan kok Abel." Abel menunduk tak membiarkan mereka melihat matanya yang sudah berkaca-kaca. Suara lain memecahkan keheningan di aula.

🔹🔹🔹

Bersambung...

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang