15.

109K 9K 68
                                    

❃ Happy Reading! ❃

Abel berjalan keluar dari kelas sorenya, telinganya mendengar suara orang bergumam maupun berbisik menyebut namanya. Dia merasa heran namun mengabaikan.

"Abel kamu di sekolah deket sama geng leon?." Tanya Naila bertanya hati-hati saat telinga mendengar santriwati berbisik.

"Geng leon, kenapa emang?." Tanya Abel binggung.

"Mereka itu bahaya tau." Ucap Naila bergidik sambil berjalan menuju asrama mengambil kitab sambil menunggu Ba'da Maghrib.

Abel menaikkan alisnya. "Dih bahaya apaan, gue jamin kalo kalian liat mereka pasti langsung klepek-klepek." Ucap Abel mengebu dan sedikit menaikkan oktaf suaranya sehingga mereka ada yang mendengar.

Bukan tanpa alasan Abel mengatakan begitu, Geng Leon menurutnya good looking walau Abel belum tau semua anggota geng leon tapi rata-rata yang tadi duduk dengannya emang ganteng.

Apalagi Raka perpaduan buka babyface dan wajah dingin. Dika pun walau hobby makan badan-nya tidak gendut. Apalagi yang lain tak kalah tampan juga. Abel jadi curiga kenapa mereka sampai nyasar disini.

"Oh ya apa seganteng itu sampai bikin klepek-klepek?." Tanya Naila binggung.

Abel mengangguk. "Jelas kalo itu, muka mereka tuh gak ada serem-seremnya tau." Jawab Abel.

oOo

Saat ini mereka sedang membaca kitab di Majlis namun ada kain penghalang untuk pembatas putra dan putri mereka melakukan setelah sholat isya.

"Abel dekat dengan Geng Leon?." Tanya Ustadz Fahri penasaran saat melihat Abel tak jauh dari tempatnya.

Ustadz Fahri salah satu Ustad yang mengajar di pesantren ini, dia terkenal ramah dan tampan.

Abel menatap spontan ke arah yang memanggilnya. "Wah ustadz kenal juga sama geng leon?" Tanya sedikit antusias.

Ustadz itu mengangguk. "Siapa yang tidak kenal dengan mereka." Mendengar jawaban itu sontak membuat Abel melunturkan senyumnya.

"Jangan terlalu dekat dengan lelaki, dan mereka juga geng yang cukup di takuti di kota ini." Ujar Gus Zayn datar tanpa melihat Abel.

Abel mendengus lalu tersenyum. "Ehm, gus cemburu ya?" Tanya Abel sambil menaik-naikkan alis. Membuat mereka terdiam memandang aneh karena pertanyaan yang terlontar olehnya.

"Tenang aja gus walau Raka dan Reza gantengnya melebihi gus dan ustad fahri itu tidak bisa mengeserkan posisi gus di hati Abel." Lanjutnya percaya diri. Mereka termangu mendengarkan ucapan Abel.

"Jangan ke geer-an kamu." Ucap Gus Zayn datar. Abel mendengus malas.

"Biasanya cowok tuh gengsinya selangit, gus tuh kaya pacar Abel yang lagi cemburu pasti gitu." Ucap Abel sambil terkikik tak memperdulikan mereka yang mendengar perkataanya.

"Kamu punya pacar?" Tanya Ustad Fahri. Abel tergagap mendengarnya.

"Bukan pacar sih sebenernya kayak suka-iya suka gitu sama aktor korea kalo di drama tuh kalo lagi cemburu pasti gitu!" Ucap Abel seolah santai.

"Aduh ngomongnya kamu-kamuan kayak pacaran aja." Abel terkekeh kecil.

"Sudah-sudah lanjutkan mengajinya." Ucap Gus Zayn. Mereka langsung pura-pura melakukan aktifitas masing-masing mendengar lontaran Gus Zayn.

Abel terdiam menelisik Ustad Fahri, Ustad Fahri yang merasa di perhatikan menjadi gugup.

"Ustad ko mukanya mirip si Raka?." Tanya Abel membuat Ustad Fahri terdiam.

"Raka tuh mukanya ganteng kiyut kayak babyface gitu terus keliatan galak ." Lanjut Abel.

"Kalo Ustad Fahri em–."

"Keliatan ganteng sama kalemnya terus ramah dan cocok menjadi salah satu kandidat calon suami Abel." Ujar Abel di akhiri dengan kikikan.

"Apa Ustad kakaknya Raka?." Yang di beri balasan gelengan oleh Ustad.

"Saya omnya." Ucapnya sambil meringis.

"Widih orkay juga pastinya dong?!." Ucap Abel semangat yang tak di balas oleh Fahri.

"Ustad tau gak dia tuh bawa motor ninja keluaran terbaru ke sekolah harganya bikin mimisan, Ustad tau tak harganya berapa?." Ucap Abel mengebu.

"Hampir 500 juta?." Tebaknya sambil meringis mengingat harga.

"Selamat jawaban ustad benar sekali, 50 ribu rupiah buat ustad jawaban nya adalah 497 juta rupiah." Ucap Abel antusias sambil mengeluarkan uang 50 ribu dari saku gamisnya menyodorkan uang 50 ribu pada ustad fahri.

Mereka lagi-lagi terpaku mendengar harga motor serta Abel yang mengeluarkan uang dengan cuma-cuma.

"Nih pasti ustad tau kan Reza? Dia juga bawa motor yang gak kalah mahal, sampe Abel tuh heran sama sikap mereka yang hampir sama kayak Opa sama Abang Abel karena ngoleksi kendaraan dengan harga yang bikin jiwa meronta-ronta."

"Bukan cuma kendaraan yang bagus tapi muka juga wah daebak! Geng Leon badas-badas!." Cerita Abel dengan semangat.

Ustad Fahri hanya mengangguk entah ingin menjawab apa. "Uangnya simpen aja buat jajan." Ucap Fahri.

"Serius us, gapapa ko Abel ikhlas." Ucapnya. "Buat nambah-nambahin jajan." Ujar Fahri.

"Ko ustad tau Abel tadi gak bawa uang jajan lebih, wah apa Raka ngasih tau  neraktir Abel? Nih ya ustad tau gak dia tuh jorok banget masa." Curhat Abel.

"Jorok kenapa?." Tanya Fahri meredam malu.

"Nih kan Tama tuh mau permen tapi udah di makan Abel, pas Abel nawarin bekas permen Abel Raka malah yang makan padahal kan Abel cuma bercanda doang." Sunggutnya kesal seperti Anak mengadu pada Ayah.

"Berarti Abel ciuman secara gak langsung dong-eh?." Ucap salah satu santriwati lalu terkejut dengan ucapannya setelah di senggol.

"Lah kata siapa ciuman kan bib—hmptt." Ucapan Abel terpotong oleh bekapan Rosa.

"Gak usah di perjelas." Ucap Rosa greget.

"Emang kenapa kan emang bener." Sanggah Abel.

"Udah sekarang diem aja oke sambil nunggu pulang." Ujar Rosa yang di angguki malas oleh Abel.

"Nanti kapan-kapan cerita lagi ya ustad." Ujar Abel sambil berjalan ke barisan belakang.

🔹🔹🔹

Bersambung...

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang