65.

90.7K 7.1K 428
                                    

❃ Happy Reading! ❃

Keesokan paginya Abel tengah bersiap untuk pergi sekolah, tiba-tiba Naufal datang dari luar kamar sambil membawa kue dan tak lupa senyum manis yang menghiasi wajahnya.

"Barakallah fii umrik, maaf baru ngucapin." ucap Naufal menghampiri Abel yang sedang merapihkan kerudungnya, Abel membalas senyum Naufal.

"Makasih," ucap Abel mengambil alih kue kecil yang dibawa oleh Naufal, Naufal mencium kening Abel.

Abel hanya tersenyum biasa untuk menanggapi, lalu memakan kue itu dengan pisau kecil yang sudah di sediakan.

"Sekarang sarapan dulu yu," ucap Naufal setelah Abel selesai bersiap,

Abel menggeleng. "Engga sarapan deh udah kenyang." Balas Abel sekenanya, karena dia sudah merasa kenyang walau hanya meminum segelas susu dan sesuap kue. Naufal mengangguk paham, lalu menyodorkan uang saku pada Abel.

Abel menoleh lalu menggeleng lagi, "Engga usah masih ada ko," Jawab Abel, Naufal terdiam mendengarnya karena sudah beberapa hari yang lalu juga Abel tak meminta uang saku padanya.

Abel berjalan keluar dari kamar menuju dapur, Naufal mengikutinya dari belakang. Mata Abel tak sengaja bersitatap dengan sahabat Naufal lalu menggalihkan matanya menatap Uminya.

"Umi Kaka mau berangkat," ucap Abel saat uminya sedang mengambil nasi untuk Abi. Umi seketika menoleh,

"Sarapan dulu ka." ucap Abi.

"Udah kenyang Bi, yaudah Kaka berangkat dulu." Ucap Abel segera menyalimi Abi, Umi, Om Gavin dan sahabat Naufal. Karena Mama dan papanya sudah pulang.

"Afwan," ucap Dea tak enak, sebenarnya Dea dan Naufal masih saudara sepersusuan.

Abel menaikkan alisnya binggung, lalu mengedikkan bahunya sambil membenarkan tasnya.

"Gak perlu minta maaf, lagian biasa aja ko." ucap Abel sekenanya. Lalu Abel menyalimi tangan Naufal.

"Kaka berangkat ya, Assalamualaikum." Lanjut Abel lalu segera melenggang dari sana.

oOo

Saat ini Abel berada di perpus bersama Zea yang kini malah tertidur, namun Abel kini sedang melamun karena pikirannya tengah berkelana.

Abel masih binggung tentang Naufal yang mendiaminya dan bersikap acuh padanya selama berhari-hari, namun tak membiarkannya pergi dan malah menangis menyesali. Jika Naufal benar-benar cinta padanya, kenapa bisa bertahan mengacuhkannya berhari-hari?

Abel menghela nafas gusar entah sudah berapa kali, Zea yang sedang tidur pun jadi terusik karenanya.

"Lo kenapa sih?!" Tanya Zea sebal, Abel melirik.

"Gue butuh refreshing, mumet ni otak." Ucap Abel membenamkan wajahnya di atas kedua tangan yang bertumpu di meja.

Zea seketika antusias dan menjentikkan tangannya seolah mengerti.

"Gimana kalo kita ngemall?" ucapnya semangat. Abel menatap Zea yang terlihat sangat bersemangat itu,

"Not bad," ucap Abel sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

oOo

Beberapa hari telah berlalu, namun sikap Abel tetap sama. Walau Abel terkesan cuek pada Naufal, Abel tetap tak melupakan statusnya sebagai seorang istri.

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang