30.

119K 8.7K 93
                                        

❃ Happy Reading! ❃

Setelah seminggu lamanya, akhirnya hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, kini mereka tengah bersiap pergi ke tempat pelaksanaan dengan Seragam Putih yang sudah melekat di tubuhnya, tak lupa khimar yang menutupi rambutnya.

"Gue yang bawa mobilnya deh." Tawar Abel sebelum memasuki mobil.

"Gak, ga ada gue masih pengen hidup elah!" Tolak Ala cepat. Abel mendengus malas.

"Biar cepet kali sampenya." Ujar Abel menyanggah.

"Terus menurut lo kalo ada laki di sini ngapain lo yang nyupir, ganti profesi jadi tukang supir lo?!" Ucap Ala sebal sambil terus berjalan, mereka yang mendengar hanya bisa menghela nafas jengah karena sudah terbiasa mendengar perdebatan unfaedah yang di lakukan Ala dan Abel.

"Ya gak gitu juga konsepnya juminten!" Balas Abel gemas.

"Ayo cepet masuk." Ujar Rizky melerai lalu masuk ke dalam mobil terlebih dahulu dan duduk di tempat pengemudi. Abel yang melihat itu mendengus kesal sambil masuk ke kursi tengah.

"Eh ngapain lo di situ, duduk di belakang!" Seru Ala saat melihat Abel yang malah terduduk di kursi tengah bukan di belakang.

"Idih ogah lo aja sana yang duduk di belakang!" Balas Abel jutek.

"Tap–."

"Abel pindah ke belakang." Ucap Rizky memotong omongan Ala. Abel menatap kesal Rizky.

"Gak gue gak mau, gue gak bisa duduk di belakang." Sanggah Abel.

"Tapi–."

"Ck apasi lo tapi-tapian mulu, dari pada gue duduk di belakang mending gak usah ikut aja kali ya?" Ucap Abel malas.

Kak Rizky membuang nafasnya kasar. "Fine, Jaka sama Ferdy duduk di belakang." Ucapnya ikut kesal.

"Dari tadi kek, drama amat." Cibir Abel setelah mereka sudah duduk dengan tenang. Abel duduk di kursi tengah dengan Karin dan Ala, sedangkan Kak Rizky dan Kak Naufal di kursi depan.

"Lo kali." Timpal Ala menatap malas jalanan. Abel diam mengabaikan dan ikut menatap jalanan yang terlihat ramai.

oOo

Abel menatap keramaian peserta lain yang berhilir mudik memakai baju seragam putih sepertinya dengan warna sabuk yang berbeda-beda.

"Rame amat, ini satu provinsi Jatim?" Tanya Abel penasaran.

Ala menggeleng. "Ya enggalah gila aja kebanyakan kali kalo itu mah, ini tuh cuma beberapa kota yang deket-deket sini doang kayak kota tetangga gitu." Jawab Ala menjelaskan sambil terus berjalan memasuki Aula tempat perlombaan berlangsung.

"Daebak banyak yang pake kerudung juga!" Seru Abel terperangah melihat sepanjang jalan wanita yang mengikuti lomba memakai hijab, bukan hanya yang mengikuti saja namun wanita yang disini rata-rata memakai hijab.

[Daebak:Wow–Dalam bahasa korea.]

"Kan ini perlombaan antar pesantren Abel." Ucap Karin heran.

"Jinjjayo?!" Ujar Abel tak percaya.

[Jinjja/jinjjayo:beneran/sungguhkah/serius]

"Iya anjir pas di jelasin lo gak ngedengerin ya?!" Tuduh Ala.

"Setau gue pesantren kalo ada bela diri biasanya pencak silat atau engga karate loh." Sanggah Abel.

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang