11.

145K 10.4K 128
                                        

❃ Happy Reading! ❃

Abel tengah bersiap-bersiap setelah melakukan sholat, ngaji dan merapihkan kamar.

Dia hanya membawa 2 buku tulis dan pulpen, untungnya Abel pernah tak sengaja meninggalkan tasnya saat berkunjung kesini dan tertinggal di ndalem. Sebenarnya sebelum kesini pun Abel membawa tas kecil tapi tasnya seperti untuk keluar bukan untuk pergi ke sekolah. Jadi Abel memutuskan untuk memakai yang tertinggal di ndalem.

Abel lalu memasukkan alat tulis, dompet serta handphonenya ke dalam tas. Abel menyisir rambutnya yang tergerai dan sedikit men-curlynya, memoles sedikit lipbalm serta liptint di bibirnya agar tidak terlalu pucat dan memakai sunscreen.

Memakai jam tangan yang harganya tak murah di tangan kirinya, memakai sepatu Converse hitam yang di baluti dengan kaos kaki panjang putih selutut, rok abu-abu selutut dan baju berlengan pendek yang di keluarkan dari rok. Kali ini Abel tidak memakai parfum, biasanya dia selalu binggung ingin memakai parfum yang mana namun kali ini parfumnya tidak terpakai.

Setelah itu Abel mengambil roti lalu mengolesnya dengan selai strawberry sambil mengunyah rotinya, dia menuangkan sereal serta susu ke dalam mangkok dan mengambil sekotak susu coklat.

Abel hanya sarapan sendiri karena teman sekamar yang lainnya sedang makan di kantin dia tidak ikut karena kata Mbak Sekar menu sarapan kali ini masih dengan nasi uduk, jadi mau tidak mau dia harus sarapan di kamar. Setelah selesai dari sesi sarapan Abel bergegas mengambil kunci mobil di lemarinya yang telah ia ambil di ndalem setelah pulang dari majlis.

Menyampirkan satu tali tas di bahu kanan-nya yang satu lagi dia biarkan terjatuh, meletakkan jaket hitam di tangan kirinya lalu keluar dari kamar dengan meminum susu yang belum habis di tangan kanan-nya yang juga memegang kunci mobil.

Abel sedikit berlari kecil keluar dari kamar. Saat berjalan menuju mobilnya dia melihat para santri yang berlalu-lalang ada juga yang memakai baju seragam sepertinya. Abel sedari tadi tak melunturkan senyumnya karena dia bisa bersekolah normal lagi, padahal baru beberapa hari saja dia tak bersekolah.

Abel berjalan dengan bibir terus tersungging tanpa mengidahkan mereka yang menatapnya kagum, dia mempunyai daya tarik sendiri apalagi saat ini wajahnya terkena sinar matahari pagi yang begitu cerah dan rambutnya berkibar kecil terkena angin pagi.

Shining shimmering splendid.

Bahkan tak ayal ada yang beristighfar atau berbisik karena Abel tak memakai khimar. Namun sang empunya mengedikkan bahu tak peduli.

Menurutnya semua itu butuh proses bukan hanya langsung sekejap saja.

Saat sampai di area perbatasan ada santri yang terpana lalu setelah sadar dia beristighfar sambil menunduk lalu mencuri-mencuri pandang. Abel mendengar gumaman santri atau santriwati yang beristighfar dia hanya menghela nafas. Namun saat dia memencet kunci mobil dan terdengar bunyi khas mobil terbuka mereka spontan melihatnya, Abel yang dasar cuek jadi dia tak peduli.

Abel memanaskan mobil merah itu dulu lalu segera menaiki mobil, meletakkan tasnya di kursi samping kemudi, lalu memakai kacamata hitam yang berada di dashbord dan mengatur kursi kemudinya agar nyaman saat di gunakan, memakai seatbelt dan setelah itu memarkiran mobilnya untuk keluar dari pondok pesantren itu.

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang