41.

84.4K 6.8K 52
                                    

❃ Happy Reading! ❃

Keesokan harinya Abel belum melakukan aktivitas seperti biasa, entah karena apa pun Abel tak tau. Abel kini berada di perbatasan melihat santri yang berlalu lalang, karena sepertinya hari ini terlihat bebas.

Brum Brum Brum

Suara motor saling bersahutan menggalihkan atensi mereka yang dekat dengan Area gerbang karena gerbang pun sedang terbuka.

Abel mendengus saat mengetahui siapa yang datang, Umi Khansa yang di sebelahnya menggeleng melihat kelakuan teman Abel.

"Samperin aja." Ucap Umi,

"Yaudah Umi Abel kesana dulu." Ucap Abel setelah mendapat anggukan Abel segera melenggang menuju temannya yang kini sedang Tepos alias tebar pesona.

"Abel omaigat!" Ucap Zea antusias sambil menghampiri Abel dan memeluknya erat, Abel hampir saja terjungkal jika dia tak bisa menjaga keseimbangannya.

"Udah-udah gak bisa nafas nih." Ucap Abel meregangkan pelukan, Zea mencebikkan bibir kesal lalu tersenyum haru menatap Abel.

"Rabel." Ucap Cakra tersenyum melihat Abel yang baik-baik saja, dan kini berada di depannya Abel menatap ke sampingnya,

"Kenapa kangen ya?" Tebak Abel, Cakra dengan cepat memeluk Abel dengan haru.

"Kalo pergi itu kasih kabar, kan aku khawatir." Ucap Cakra tak ingin melepaskan pelukannya Zea yang tak terima pun menyentak tangan Cakra.

"Udah-udah meluknya!" Ucap Zea menjauhi Abel dari Cakra, Raka yang melihat itu hanya mendengus kesal karena tak bisa memeluk Abel juga.

"Oh iya Bel nih kenalin Bianca, calon tunangan Dika." Ucap Zea mengenalkan, Abel tersentak mendengarnya namun bersikap biasa setelahnya.

"Nama aku Bianca ka, panggilnya Caca aja." Ucap Bianca memperkenalkan, Abel tersenyum sambil mengangguk apalagi melihat wajah lugu Caca.

"Panggil aja Abel." Ucap Abel. Caca mengangguk mengerti.

"Udah lama sama Dika?" Tanya Abel penasaran sambil melihat Yoga yang masih tebar pesona, Remon yang terus berada di dekat Zea, Dika yang terus memakan snack, Reza yang sejak tadi terdiam dan Raka yang sejak tadi memerhatikannya.

"Lumayan, gak tau 2 bulan atau 3 gitu." Jawab Zea. Abel mengangguk mengerti, lalu matanya melihat jajanan kaki lima yang sudah lama tidak dia lihat.

"Jajan yuk!" Ucap Abel pada Zea dan Caca, Zea mengangguk antusias dengan cepat menarik tangan Abel dan Caca.

"Mang mau dong!" Ucap Zea pada tukang cilok khas tasik.

"Mau yang berapa mbak?" Tanya Tukang Cilok ramah.

"Lima ribu aja mang, 3 ya." Ucap Abel.

"Pake saos mbak?" Tanyanya lagi.

"Yang banyak mang!" Ujar Zea menimpali,

"Yang punya aku jangan di pakein saos deh." Ucap Caca.

Abel segera membayar setelah selesai dan menghampiri tukang dagang lainnya.

"Ini namanya apa?" Tanya Caca heran sambil melihat cilok yang di beri bumbu kacang.

"Inwi twu namwanya cwlok!" Ujar Zea tak jelas karena belum selesai menelan.

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang