48.

78.8K 7.3K 72
                                    

❃ Happy Reading! ❃

Sudah beberapa hari ini Abel tidak ke Ndalem dan bersikap biasa saja pada Gus Naufal.

3 hari lagi akan menjelang 2 minggu seperti yang telah di katakan Abel akan menikah 2 minggu lagi, namun dia belum mempersiapkan untuk mencoba bajunya.

Mungkin bajunya pun telah di siapkan. Pikirnya.

Dia menghela nafas lelah dia gugup karena sebentar lagi statusnya akan berubah dan kecewa–Ntahlah dia tidak bisa mendefinisikan arti kecewa itu sendiri.

Saat ini Abel berada di kelas sore menunggu guru yang belum tiba. Kelas ramai para santriwati saling mengobrol ria, telinga Abel rasanya saat ini sangat sensitif jika mendengar kata 'Gus Naufal' yang terlontar dari mulut siapapun.

Abel hanya diam mendengarkan tanpa ingin menegur, akhir-akhir ini pun Abel tidak banyak bertingkah, dan itu terasa aneh bagi mereka.

Apalagi Abel yang biasanya akan mencairkan suasana jika tegang namun kemarin hanya ikut diam saat suasana menegangkan.

"Aku mau deh punya suami kayak gus Naufal." Ucap Salah satu santri sambil mengobrol dengan temannya. Abel mendengus pelan mendengar itu.

"Iya walaupun dingin gimana gitu, tapi ganteng dan juga shaleh." Timpal santri lain.

"Kalo ada gus yang ngajak ta'aruf sama aku, pasti umi aku langsung sujud syukur deh langsung tasyakuran se rt" Jawab santri lain. Mereka mendengarnya tertawa kecil.

"Mana mau ada gus ngajak nikah sama kamu jangan banyak berharap, apalagi Gus Naufal yang kriterianya pasti wanita shalehah, anggun, kalem, pinter ngaji, pinter masak pokoknya yang baik-baik deh kita mah cuma apa atuh cuma wanita yang baru belajar buat hijrah." Ucapnya menimpali sambil bercanda.

"Syukur-syukur seorang ustad juga ada yang mau ngelamar yah kalau bisa semoga jodoh kita kelak lelaki yang bertanggung jawab, setia dan yang pasti shaleh." Ujar salah satu santri yang di aminin oleh mereka yang mendengar.

Saat ada yang ingin menjawab lagi suara salam seseorang mengalihkan mereka dan segera duduk di tempat masing-masing.

oOo

Abel sejak tadi termenung memikirkan dirinya yang jauh dari kata 'wanita idaman' lalu menghela nafas kasar.

"Ning Abel!." Ujar salah satu ustazah yang membuat Abel tersentak dari lamunannya.

"Astaghfirullah ustazah ngagetin Abel aja!." Ujarnya merenggut kesal sambil mengusap dadanya yang berdetak lebih cepat.

"Afwan ning." Ucapnya merasa bersalah.

Abel mengangguk "Abel lagi gak fokus afwan ustazah." Ucapnya sambil meringis malu.

Ustazah hanya mengangguk tak mempersalahkan. "Yasudah ayo setor hafalan." Ujarnya.

"Anu–Abel lupa hehe." Ujarnya tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.

"Abis Mbak sekar deh Abel hafalannya, Abel ngehafalin dulu bentar ustazah." Lanjutnya melakukan penawaran. Ustazah Fika menimang lalu mengangguk mengiyakan.

"Nah gitu dong Ustazah Fika cantik deh, syukran." Ujar Abel senang sambil menggeser duduknya memberi jalan Mbak Sekar untuk hafalan.

Setelah selesai hafalan Abel menunggu santriwati yang belum selesai hafalan terlebih dahulu sebelum pulang.

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang