64.

91.5K 7.9K 150
                                        

❃ Happy Reading! ❃

Abel berjalan ke arah Ndalem dengan santai setelah menghabiskan waktu berbelanja, Abel pun pulang agak sorean. Abel juga sudah mengabari Mamanya agar tak khawatir.

Saat di depan Ndalem Abel melihat Naufal yang sedang duduk disana dengan Om Gavin. Naufal saat melihat Abel seketika menghampiri dan ingin memeluk Abel, Abel dengan spontan menghindar dengan halus.

Abel menatap tanpa ekspresi Naufal, walau Naufal yang menampilkan ekspresi khawatir padanya. Abel segera menyalimi keduanya.

"Kaka darimana?" Tanya Gavin menatap Abel.

Abel hanya memperlihatkan belanjaanya, Abel ingin segera masuk ke Ndalem namun Mama, Papa, Abi serta Uminya lebih dulu keluar dari Ndalem. Abel pun segera menyalimi mereka, bahkan Abel terlihat biasa saja.

Mama Abel ingin mengeluarkan pertanyaan namun suara melengking Zea segera mengintrupsi mereka.

"Assalamualaikum, Ze datengg!" Seru Zea antusias.

"Waalaikumsalam warahmatullah," Jawab mereka.

Abel menatap tanpa ekspresi Zea, Zea seketika menghampiri Abel. "Hey tekobel-kobel!" ucap Zea santai, lalu mendekatkan dirinya pada Abel untuk memeluknya.

"Gue gak ikutan deh suer," bisik Zea saat memeluk Abel dan segera melepaskan pelukannya lagi.

"Cielah nambah umur, nambah tua nich!" seru Zea menaikkan alisnya menggoda Abel.

"Happy Birthday bestie! Yuk ah gue bawa ini khusus buat lo yok!" cerocos Zea lalu menarik Abel agar masuk Ndalem setelahnya.

"Kita ke dalem dulu ya hehe," ucap Zea cengegesan sambil menyeret Abel.

Mereka yang melihat hanya menghela nafas saja,

"Gue beneran gak tau apa-apa deh suer, gue juga baru tau semalem dari momski." ucap Zea dramatis sambil terus melirik ke arah belakang takut ada yang mendengar.

"Gue juga tau pas di telpon nanyain lo gak pulang, nih kayaknya si nopal deket sama cewek itu sahabatnya cuma ekting doang deh. You know ekting? Terus semalem juga katanya nopal udah siapin di restoran tapi lo rupanya gak dateng dikira lo keluar mau ngikutin nopal." lanjut Zea.

Abel mendengus mendengarnya, "udahlah males gue," ucap Abel.

Zea mendelik mendengarnya, "Yaudah nih gue bawain serba strawberry and then ini kado gue buat lo," ujar Zea memberikan paper bag yang berisi makanan, minuman serta barang-barang untuk Abel.

Mereka melanjut bercerita ria dan Zea ikut mengaji serta sholat disana. Setelah isya Zea baru pamit dari pesantren.

oOo

Abel menscrool salah satu aplikasi untuk mencari apa yang akan dia tonton selanjutnya, Abel pun tau sejak tadi Naufal selalu melirik-meliriknya namun Abel tak mengindahkan.

"Abel?" ucap Naufal menatap Abel dengan pandangan sulit di artikan, Abel yang mendengarnya sedikit sesak entah karena apa, apalagi ketika mendengar suara Naufal yang lembut, tak lagi datar seperti hari-hari sebelumnya.

Abel melirik dan berdehem menanggapi, "Maaf." ucapan Naufal mampu membuat Abel mengulum bibir menahan rasa sesak yang tiba-tiba datang.

"Maaf? Emang kenapa?" ucap Abel cuek, Naufal terdiam mendengarnya.

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang