❁
❁
❁
❃ Happy Reading! ❃
Setelah menghabiskan waktu bersama Abel berjalan dengan hati riang ke Ndalem bersama Ala.
"Seneng amat lo." Ledek Ala melihat raut wajah Abel yang berseri-seri.
"Gue udah lama gak ngerasain kebebasan, so I really miss those times." Ucap Abel. Ala mengangguk-anggukan kepalanya saja.
[Jadi aku sangat merindukan saat-saat itu.]
"Lo pulangnya kapan?" Tanya Abel.
"Kalo ke jakarta nanti kayaknya." Balas Ala sekenanya. Lalu mereka mengucapkan salam saat sampai di Ruang tamu Ndalem rupanya masih ada Rizky yang menunggu Ala.
"Abis darimana?" Tanya Rizky.
"Kan gue udah bilang mau resfreshing bentaran sebelum gue balik." Jawab Ala malas langsung duduk tanpa sungkan seperti Abel. Abel pun dengan santai menyeruput minuman bobanya itu tanpa memperdulikan tatapan mereka yang melihatnya.
"Pulang di anter siapa?" Tanyanya lagi.
"Temen." Ucap Ala. Rizky menatap menyelidik ke arah Ala dan Abel, Abel mengangguk seolah membenarkan karena pikirnya Reza itu di anggap teman oleh Ala.
"Gue udah sholat, udah makan juga." Lanjut Ala cepat.
"Tapi belum mandi, yaudah yuk mandi dulu." Ujar Ala lagi pada Abel dan segera bangun dari duduknya itu sebelum di introgasi lebih dalam lagi oleh Rizky.
Abel mengangguk. "Abi sama umi udah dateng?" Tanya Abel pada Naufal yang duduk di sebelah Rizky.
Karena yang ada di Ruang tamu hanya mereka berempat saja, umi dan Abi pun mempunyai urusan lain yang tidak bisa di tunda jadi tidak bisa menonton pertandingan Abel.
"Belum" Jawabnya singkat. Abel mengangguk paham lalu ikut bangun dari duduknya menuju kamarnya.
"Om Avi yuhuu!" Pekik Abel memanggil omnya itu.
"Gak usah teriak-teriak kali!" Sentak Ala yang berjalan di samping Abel sambil mengelus telinganya yang berdengung, Abel diam mengabaikan.
"Om where are you?!" Pekik Abel lagi.
[Om, dimana kamu]
"Yeah, don't keep shouting this isn't the jungle Ka!" Ucap Gavin sebal.
[Ya, jangan terus berteriak ini bukan hutan Ka]
Abel hanya cengengesan saja, Ala yang di sampingnya terdiam kadang dia sedikit heran dengan keluarga Abel yang selalu mencampur percakapan dengan bahasa inggris, arab ataupun jawa dan entah bagaimana Ala mengerti jadi dia tidak terlalu terlihat gak banget, apalagi keluarga Abel isinya cogan semua.
Lalu Abel berjalan menyalimi omnya itu, Ala yang di belakangnya mengikuti Abel sebelum menyalimi Gavin segera menjauhkan dirinya menjaga jarak dengan Ala.
"Bukan mahram." Ucapnya singkat, Ala terdiam keheranan dengan tangan yang masih mengambang di udara.
"Lah tapi Abel tad–" Sebelum Ala menyelesaikan ucapannya segera di potong Gavin.
"Kalo Abel masih mahram saya." Ucapnya.
"Kalo gitu jadiin Ala mahram om." Celetuk Ala asal pada Gavin. Abel yang mendengar itu seketika ingin sekali menyeburkan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Gus Cuek! [End]
Spiritual|| FiksiRemaja-Spiritual. || Rabelline Maheswari Pradipta. Wanita bar-bar, cuek dan terkadang manja yang terpaksa masuk pesantren sang kakek karena kesalahan yang telah dia perbuat. Berpacaran. Yang jelas kata yang paling di blacklist oleh keluargan...