part 3

1.8K 150 20
                                    

(hujan)

~♥~

Tidak, Arya tidak salah. Murid baru yang masuk ke kelasnya baru-baru ini adalah gadis lakik yang melawan begal hari itu. Dan yang membuatnya heran hanya dalam kurun waktu beberapa hari saja, perempuan itu sudah menjadi primadona.

Masih di hari yang sama, Arya dan kedua temannya, Devan juga Kenan datang ke kantin untuk menuruti kemauan cacing di perut mereka, terlebih lagi untuk Kenan, setelah mendapat point Alpa di pelajaran sejarah, ia bertekad akan menambah point di buku hutang milik nya, jangan di tanya laki-laki itu memang punya slogan "kalau bisa gratis, kenapa harus bayar?"

"mau duduk di mana nih? Meja pada penuh semua," ujar Devan sembari mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kantin, memindai meja mana yang sekiranya bisa mereka bertiga tempati.

"pojok sana aja, gimana?"

Kompak Arya dan Devan menolehkan kepala mereka, mengikuti jari telunjuk kenan mengarah.

"sebelah mana woy? Penuh semua," sahut Arya.

"itu bego, meja pojok samping jendela cuman di isi satu orang, itu pun anak kelas kita."

"oh itu Ren!"

"jangan teriak anjir,  malu diliatin."

Kenan melangkah terlebih dahulu, diikuti Devan dan terakhir Arya.

"Hai cantik, boleh gabung gk? Semua meja penuh cuma meja lo doang nih yang agak nganggur," ujar Kenan tak lupa dengan sedikit kerlingan nakal dan di hadiahi geplakan dari Devan.

"yang sopan ah, ama cewe juga."

"anjir, biasanya juga lo Dev," sahut Kenan sambil mengelus kepala belakangnya yang terasa sedikit nyut nyutan.

Arya? Kali ini dia diam saja, tidak pecicilan seperti biasa, mata nya menatap pada Rena, yang kini juga tengah menatapnya.

Merasa canggung dengan situasi, Arya pun memutuskan untuk bertanya, "boleh gk kita gabung?"

Ada jeda sebentar, sampai berikutnya Rena mengangguk dan menjawab, "boleh."

Barulah tiga serangkai itu menarik kursi untuk diri mereka masing-masing dan kemudian duduk.

"lo mesen apaan Ar? Bagi dong." jangan tanya suara siapa itu, siapa lagi kalau bukan Kenan.

"gue makan bakso," jawab Arya malas.

"bagi kol nya," sahut Devan menimpali.

Setelahnya Arya benar-benar memberikan kol nya pada Devan, kebiasaan sejak TK memang. Sebenarnya hanya Kenan dan Arya yang berteman sejak TK, sementara Devan bertemu kedua orang itu ketika kelas 1 SD hingga berlanjut sampai sekarang, di antara mereka bertiga Devan masih tergolong dewasa meskipun kadang tetap terlihat chilldish.

Sementara mengunyah, Kenan jelalatan ke arah piring milik Rena, bakso goreng dan nasi.

"lo diet?"

"hah? Lu nanya gue?" tanya Devan bingung.

"gk! Gue nanya Ren."

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang