~♥~
Cafe kekinian yang menyajikan live musik adalah pilihan ketiga lelaki royal pesona ini untuk nongkrong, duduk di meja bagian tengah sambil sibuk dengan handphone masing-masing, saking hebohnya tanpa sadar mereka telah merebut perhatian yang seharusnya untuk si fokalis band malah jadi tertuju pada ketiga nya.
"Ar, lindungin gue darah gue sekarat!" jerit Kenan setengah panik, menyorot layar handphonenya dengan tatapan horor.
"lo beban buat gue Ken ya allah."
"anjir anjir anjir gue mati!" Devan berteriak dan sedikit membanting handphone nya ke atas meja.
"gue balesin dendam lo Dev, tenang aja," ucap Kenan membanggakan diri dan langsung mendapat lemparan kulit kuaci dari Arya.
"fokus monyet, bales dendam apanya dari tadi lo beban tim!" balas Arya nyelekit sementara Kenan cuman cengengesan.
Yahh, sudah tertebak apa yang tengah dilakukan tiga manusia itu, main game. Dengan posisi meja di tengah, segala macam nama binatang di teriaki dan tingkah rusuh, jika saja ini bukan cafe milik om nya Kenan, sudah pasti mereka telah di seret keluar oleh satpam yang berjaga.
Devan terlihat lesuh menunggu Arya dan Kenan selesai bermain, sayang sekali dia di kill dengan darah terakhir.
"cepetin main nya, gue kagak punya temen."
"suruh siapa nope," ujar Kenan kurang ajar.
Devan memaki pelan, lalu menyeruput coklat panas miliknya. Jika di perhatikan sejak kapan cafe ini rame?
"YESS MENANG," sorak Kenan kegirangan, sementara Arya refleks melepaskan hp nya dan tersenyum bangga sembari menepuk dada, selebrasi.
Devan memutar bola matanya malas, merasa sedang di ejek oleh kedua laki-laki itu.
"udah udah, stop sok keras nya. Udah waktunya ghibah."
Kenan yang awalnya masih cengengesan bahagia begitu mendengar kata Ghibah, langsung gercep duduk di kursi dengan cool dan menopang dagu nya menggunakan tangan yang bertumpu pada meja.
"gue punya berita hot, se panas panci nya bunda kalau lagi masak," katanya mendramatisir.
Baik Devan dan Arya sabar menanti.
"gini gini, kemarin kata Puput dia liat an-"
"Puput saha anjir? Anak kelas mana?" sela Devan memotong perkataan Kenan.
"Putra goblok, dia sukanya di panggil Puput yaudah gue turutin aja."
Arya tertawa, "kirain cewe kelas sebelah, ternyata bagian dari kaum stela."
"dah dah skip si Puput, lanjut Ken," seru Devan tak sabar.
"kemarin anak kelas 11 ada yang kedapatan bawa sabu anjing," ujar Kenan sedikit berbisik.
"Heh! Serius lo?" Tanya Devan tidak santuy.
Kenan mengangguk mantap, "gue serius, waktu pelajaran olahraga dia lagi ganti baju dan gk sengaja ngejatuhin bungkusan plastik isi nya serbuk putih gitu dari kantong baju, temen-temen nya yang liat langsung teriak kaget, dan gk lama guru BP dateng karena ada yang ngelaporin."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA
Teen FictionArya memperhatikan gadis itu, "suka, dia manis." "permen juga manis," sahut Rena kembali. "tapi dia lembut," jawab Arya tetap kekeh. "gulali lembut tuh." "gk, gulali sifatnya lumer kalau kena air." ~♥~ "kenapa kita gk bisa bareng?" tanya Arya mulai...