part 55

690 92 16
                                    


Hai hello semua...

Apa kabar? Udah pada vaksin belum?

Di kota kalian cuacanya panas gk sih? Di sini panas:(

Ohiya, tetap jaga kesehatan yaa, jangan terus-terusan minum boba sama nyeblak:)

Oke kita mulai baca yuk.

Happy reading

~♥~

Malam berganti pagi, hari pertama di jakarta telah Rena lalui. Setelah mandi, dan sarapan bersama. Semua orang rumah memulai aktifitas masing-masing.

Jean berangkat ke kantor, sementara Jeje harus mengantar Arsen ke sekolah. Sedangkan Rena yang free malah gabut di rumah.

Iseng ia duduk di teras, memperhatikan tanaman milik Jeje yang sepertinya belum di siram.

Atas inisiatifnya sendiri, gadis itu kembali beranjak, mengambil selang air lalu membuka kran, mulai menyirami semua tanaman satu persatu sambil bersenandung.

Aglonema, aloeverra, dan jenis tanaman lain memenuhi halaman, terlihat asri nan sejuk. Sungguh menenangkan.

Lagi asik-asiknya, tiba-tiba pintu pagar di buka, seseorang menyembulkan kepalanya dari balik gerbang, membuat Rena terkejut sampai spontan mengarahkan selang pada orang itu.

"permisi."

"AAAAAA!"

byurrr...

"berenti! Dingin banget ini hey."

Gadis itu tersadar, segera mematikan kran lalu membuang jauh selang tersebut. Menatap tak percaya pada orang yang kini benar-benar menunjukan keseluruhan postur tubuhnya yang basah kuyup.

"Arya?"

"iya, gue. Mau di siram lagi? Silahkan gue ikhlas kok." laki-laki itu, Arya tersenyum meski sambil mengucek sebelah matanya yang perih kemasukan air.

Rena membekap mulutnya tak percaya, tiba-tiba merasakan tremor.

"eum, gue diliatin doang nih? Btw hai."

"MAMA!"

gantian Arya yang terkejut, buru-buru menghampiri gadis itu.

"kenapa? Jangan teriak nanti disangka tetangga kita ngelakuin hal yang iya-iya."

"lo kenapa bisa ada di sini?!" tanya Rena masih terkejut, tak sadar jika intonasinya meninggi dengan ekspresi kaget yang tak tertahankan.

Arya tertawa, merasa lucu dengan tingkah Rena saat ini.

"bisa aja sih kalau kita tetanggaan, awalnya gue mikir bakal di sambut dengan pelukan rindu, eh malah dapet siraman rohani."

Rena meringis pelan, sedikit berdeham lalu agak mencuri-curi pandang.

"mau masuk dulu?"

"kalau di izinin sih gue mau."

"di rumah ngga ada siapa-siapa sih, cuman kayaknya gapapa," sedikit ragu, Rena menatap pintu depan.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang