(alergi)
~♥~
Hari sabtu, adalah hari terakhir kelompok mawar berduri (sebutan untuk kelompok Arya dan kawan-kawan) latihan di minggu ini, mereka berlima sepakat bahwa hari minggu tidak berkumpul dan lebih fokus untuk mengerjakan tugas dari mapel lain sekalian menghabiskan waktu bersama keluarga masing-masing.
Maka dari itu hari ini hari terakhir latihan untuk minggu pertama, ngomong-ngomong soal nama kelompok, kenapa bisa sampai mawar berduri? Usul itu datang dari Kenan yang menyimpulkan bahwa 'mawar' di tujukan untuk Rena dan Tania, sedangkan kata 'duri' adalah Arya, Devan dan diri nya sendiri. Katanya Rena dan Tania secantik dan seindah mawar sedangkan mereka bertiga cukup jadi durinya saja.
Anggota kelompok lain sudah lelah untuk protes, maka dengan segenap jiwa yang kena mental akibat Kenan, nama tersebut di biarkan.
"sipp, baru dua hari tapi kelompok kita udah jago aja," puji Devan mengakhiri permainan keyboardnya.
Arya mengangguk setuju, "mungkin karena emang masing-masing dari kita punya bakat."
"gue rasa karena ada gue, makanya jadi keren gini," itu Kenan dan di anggap angin lalu oleh anggota lain.
"guys udah jam 8 nih, gue udah harus balik." Rena meletakan mike ke atas meja dan mulai bebenah.
"eh mau di antar gk Ren? Udah malem nih," ujar Devan menawarkan.
"gk ngerepotin emang?"
"gk lah, karena kita sekelompok sama tiga kucrut ini harus di manfaatkan dengan sebaik-baiknya," ucap Tania sambil menggandeng tangan Rena dan tersenyum.
"kita emang bermanfaat, yaa kecuali Kenan." Arya langsung mendapat lemparan stik drum dari Kenan, untung saja bisa di tangkap sebelum menyentuh wajahnya.
Mereka semua turun berbarengan ke lantai bawah, mendapati bunda yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa secarik kertas di tangannya, wanita itu tersenyum melihat teman-teman Arya.
"udah selesai latihannya bang?"
Arya mengangguk, " iya bun, ini udah mau pamit pulang."
"yaah maaf bunda belum sempat kasih makan, soalnya beberapa bahan abis."
Kenan mendesah kecewa, "padahal Kenan nungguin loh bun di panggil buat makan." tak tau malu memang.
Bunda tertawa, lalu mencubit pelan pipi Kenan, "nanti kalau latihan lagi bunda janji bakalan masakin kalian deh."
"siap bun, Kenan tagih nanti janjinya."
"oh iya ini yang cewe pada mau pulang naik apa? Di jemput?" tanya bunda pada Tania dan Rena.
"iyaa bun, Tania di jemput sama papa."
Sementara Rena menggeleng, "naik ojek bunda."
"eh jangan sayang, udah malem mending di anter sama mereka aja yah?"
"eum." Rena menatap ketiga laki-laki yang ada di sana, lalu tersenyum.
"udah gk usah malu-malu mereka anak baik kok, kalau pada macem-macem bunda potong habis belalai mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA
Teen FictionArya memperhatikan gadis itu, "suka, dia manis." "permen juga manis," sahut Rena kembali. "tapi dia lembut," jawab Arya tetap kekeh. "gulali lembut tuh." "gk, gulali sifatnya lumer kalau kena air." ~♥~ "kenapa kita gk bisa bareng?" tanya Arya mulai...