part 45

740 74 9
                                    


Assalamualaikum...

Haiii semua, apa kabar kalian?

Kuy ngambis, jangan sampe tugasnya numpuk yah. Semangat demi masa depan.

Sebenarnya aku bingung mau nyapa dengan cara apa, jadi mending langsung ke inti partnya aja.

Kuy guys

Happy reading.

~♥~

Jalanan ibu kota jakarta pada pagi menjelas siang itu terlihat cukup padat, namun beruntungnya kemacetan tidak parah, hanya terhitung tiga kali mereka harus menunggu antrian kendaraan di lampu merah karena kepadatan.

Hari ini lumayan cerah, langit terlihat biru tampak cantik dan selaras dengan putihnya awan yang bergerak searah akibat tertiup angin, hembusannya cukup terasa namun tidak menyiksa, meninggalkan kesan sejuk bagi siapa pun yang beraktifitas di luar rumah.

Tepat beberapa menit lalu, Rena dan Arya baru saja selesai makan di salah satu resto, dan saat ini keduanya sedang berada di jalan menuju mall.

Arya yang menyarankan jika tujuan selanjutnya adalah mall, selain karena banyak tempat yang bisa di kunjungi, Rena juga sempat mengatakan ingin pergi ke gramedia.

Setelah sampai di basement, mereka berjalan bersisihan memasuki area mall, meleburkan diri bersama pengunjung lain yang meski masih cukup pagi tapi sudah lumayan ramai.

"mau ke gramed dulu atau nonton dulu?"Arya bertanya sambil menatap pada Rena, hari ini gadis itu benar-benar sangat cantik yang membuat Arya ingin terus memandangi. Jika bisa Arya mau menatap wajah itu seharian full.

"kita beli tiket nontonnya dulu aja, kalau masih lama nunggu baru ke gramedia buat selingan," jawab Rena.

Arya mengangguk, "oke, kita ke bioskop."

Mereka kembali berjalan, menyusuri mall dan melewati banyak stan restoran bahkan pernak-pernik lainnya. Setelah menaiki eskalator sebanyak dua kali akhirnya tiba juga di bioskop.

Melihat padatnya antrian Arya agak sedikit terheran, padahal hari ini bukan weekend tapi kenapa bisa sebanyak ini pengunjungnya?

Rena maju duluan, hendak ikut mengantri bersama rombongan itu, namun secara spontan tangan Arya bergerak dan menggenggam tangan Rena, menarik perempuan itu untuk tetap di dekatnya agar tidak terpisah.

"jangan di lepas okey?"

"gue bukan anak kecil yang bisa ilang dikeramaian," ujar Rena memprotes.

Tepat setelah ia berucap, punggungnya sedikit terdorong oleh seseorang, membuat Arya menatap gadis itu dengan smirknya.

"ngga bakal hilang hm?"

"ishh, nyebelin."

Rena pasrah, membiarkan Arya menggandeng dirinya ikut bergabung dengan antrian tiket, mungkin karena film ini sedang trending maka banyak orang yang ingin menonton.

Menatap sekilas tautan tangan mereka, Rena jadi senyum-senyum sendiri, secara tidak sengaja Arya menggenggamnya erat mungkin karena benar-benar tidak mau gadis itu hilang terdorong oleh orang lain.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang