part 18

789 93 12
                                    


Assalamualaikum
Selamat pagi, siang, sore, malam semuaaa.
Gimana kabar kalian? Sehat? Bagi yang sehat jangan lupa bersyukur dan yang sakit tetap bersyukur, kalian masih di beri kesempatan untuk hidup.

Udah baca sampai part ini nih, gimana pendapat kalian?

Mau lanjut atau stop aja?

Di tunggu jawabannya, kalau kalian jawab lanjut, part selanjutnya bakalan tetap update, tapi kalau gk ada yang jawab cerita ini resmi berenti dan mungkin bakalan di un-publish.

Kenapa kak? Ada masalah? Kenapa di hapus?
It's oke babe. Hanya mau nanya pendapat kalian aja.

Happy reading

~♥~

Malam itu Kenan tampak menawan dengan jaket boomber dan celana jeans hitam, mengendarai Rossi motor kawasaki biru miliknya menuju ke salah satu rumah.

Ia melepas helm begitu tiba di tempat tujuan, mendapati seorang gadis sudah menunggu di depan gerbang.

"gue lama gk?" tanya nya pada gadis itu.

"gk kok, Karin juga baru aja berdiri di sini."

Kenan mengangguk, tangannya mengulurkan helm yang ia bawa pada Karin, kemudian membantu gadis itu naik ke atas motornya.

"kita mau kemana?" Kenan bertanya ketika motor mulai melaju.

"ke mall aja kak, kita main di time zone atau gk makan."

"oke."

Selang 15 menit berikutnya mereka tiba di sebuah mall dekat dengan sekolah, Karin turun lebih dulu kemudian Kenan.

"mau makan dulu apa main dulu?" tanya laki-laki itu sambil merapikan rambut adik kelas nya tersebut.

Karin tersenyum, "makan dulu aja kak, Karin belum makan malam soalnya."

"oke."

Keduanya berjalan bersisihan masuk kedalam area mall, mendapati ada banyak orang di sana. Kenan membawa Karin ke lantai tiga dimana letak restoran berada.

"mau makan apa?"

"terserah kakak aja."

"justru karena gue bingung makanya nanya Rin."

Karin nyengir, lalu menggandeng tangan Kenan masuk ke area restoran itali, duduk pada salah satu meja nya dan kemudian memesan makanan.

"pesan pizza paket untuk dua orang aja yah kak," ujar Karin pada sang pelayang.

"dengan tambahan minuman atau cola?"

Karin menatap Kenan, "kakak mau cola?"

"boleh, sama eskrime vanila nya."

Sang pelayan mengangguk, menuliskan pesanan kedua orang itu dan setelahnya pamit undur diri.

Kenan sejak awal sudah fokus memainkan ponsel, grup yang berisikan dirinya dan kedua teman nya tengah ribut membahas kira-kira siapa perempuan yang nanti akan Arya tembak di akhir minggu, sesuai dengan kesepakatan sewaktu mereka balapan sore itu.

Saking seru nya mengejek teman sendiri, Kenan malah mengabaikan Karin yang duduk berhadapan dengannya, membuat gadis itu harus berdehem demi mengalihkan perhatian kakel nya tersebut.

"kakak lagi apa?"

Kenan mendongak, "hm? Ahh sorry jadi ngacangin lo, tadi lagi balesin chat di grup."

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang