Halo semua...Beberapa part menuju ending, siap gk?
Siap gk siap yaa harus tetep ye kan? Aku juga gk mau sebenarnya namatin cerita ini, yaa sayang aja gitu.
Tapi kan sejak awal deadline nya tuh pertengahan atau akhir september, lah ini malah kebablasan jadi bulan oktober.
Jadii, yaa gitu.
Happy reading oke.
~♥~
Mesin motor berhenti menderu, diikuti dengan turunnya sang penumpang.
Untuk beberapa saat, keduanya saling menatap, dilingkupi kesunyian sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Ren."
"Ar."
"eh," kaget mereka bersamaan.
"lo duluan." kompak lagi, untuk kedua kalinya. Mereka lalu tertawa bersama, merasa lucu dengan situasi.
Rena melepas helm, memberikannya pada Arya lalu tersenyum tipis.
"gue cuma mau bilang makasih untuk hari ini, seru banget terus juga buat novelnya."
"santai, gue juga ngerasa enjoy kok. Hari ini asik, dan gue harap bakalan ada hari kayak gini lagi di masa depan."
Rena mengalihkan tatapannya ke arah lain saat Arya ingin menerobos dirinya dengan sorot teduh nan-dalam. Gadis itu hanya takut kalah dan malah meruntuhkan pertahanan diri yang telah lama ia bangun.
"gue pergi, makasih Ar."
"balik. Gue tungguin, oke?" ujar Arya lebih seperti pernyataan dari pada pertanyaan.
Rena tersenyum, "gue usahain yah, kalau janji terlalu berat."
"gapapa, kalau lo takut buat janji, gue yang samperin ke bandung."
"iya deh anak sultan," ujar Rena bermaksud bercanda.
"ini bukan yang terakhir kan?"
"eum," kepala perempuan menggeleng, "bukan, gue masih punya alasan buat balik ke sini."
"gue pengen ge'er, alasan lo itu gue," ujar Arya sambil terus menatap Rena dalam.
"iya iya serah lo aja deh, gue pergi sekarang oke. Byee Arya."
Sebelum semakin banyak percakapan, Rena akhirnya pergi, meninggalkan Arya yang masih duduk diatas jok motor.
"sampai jumpa lagi Rena."
Disitulah semuanya di mulai, mereka berpisah untuk waktu yang tidak di tentukan, Arya sendiri berada dalam dilema, menunggu atau memilih untuk move on.
Dia hanya khawatir, kalau saja Rena menemukan laki-laki lain yang bisa menggantikan posisi dirinya dan terlebih lagi versi seiman.
Itu jauh menakutkan ketimbang harus menahan rindu bertahun-tahun lamanya.
Cukup lama diam sambil termenung, akhirnya Arya kembali menyalakan mesin motor, menderukannya diikuti dengan dirinya yang pergi meninggalkan area rumah Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA
Teen FictionArya memperhatikan gadis itu, "suka, dia manis." "permen juga manis," sahut Rena kembali. "tapi dia lembut," jawab Arya tetap kekeh. "gulali lembut tuh." "gk, gulali sifatnya lumer kalau kena air." ~♥~ "kenapa kita gk bisa bareng?" tanya Arya mulai...