Assalamualaikum semuanya.
Apa kabar? Aku selalu berdoa semoga kalian sehat selalu, Aamiin.Okey, jujur aku selalu bingung mau tulis apa untuk pembuka, gk di pakein pun rasanya hambar, kan gk enak juga kalau gk nyapa kalian.
Jadiii, ya gitu. AH GAJE BAT.
langsung aja, kuyy baca!
Happy reading.
Btw, kalau ada typo kasih tau yah, terimakasih^^
~♥~
Siang itu kelas 12 MIPA 3 baru selesai melakukan pelajaran olahraga, hari yang entah kenapa terasa sangat terik padahal kemarin selalu mendung, membuat para murid banjir akan keringat dan sebagian besar memilih untuk mandi.
Tak terkecuali Rena, gadis itu baru saja selesai dan kini berdiri di depan wastafel, ia hanya berniat untuk bercermin guna memperbaiki seragam.
Tak lama, datang seorang gadis lain yang turut bergabung bersamanya, menatap pantulan bayangan mereka dalam satu frame.
Tania membasuh muka, kemudian melirik Rena ketika telah selesai mengeringkan wajahnya menggunakan tisu.
"gue boleh nanya sesuatu gk?"
Rena mengangguk, kemudian tersenyum, "nanya aja."
"lo ada hubungan apa sama Arya?"
Sejenak senyum Rena menghilang, namun tak lama kembali lagi.
"kita gk ada hubungan apa-apa kok," jawab berikutnya.
Tania melebarkan senyum, helaan napas terdengar dari mulutnya. Beberapa orang mulai keluar dari toilet itu hingga menyisakan mereka berdua di bagian wastafel.
Tania sekali lagi menghadap cermin, ia menyisir rambut agak kecoklatan miliknya lalu mencantolkan jepitan berbentuk pita pada poni nya.
"baguslah kalau gitu," ucapnya kemudian.
"emang kenapa?" Rena bertanya dengan suara pelan, ikut memperhatikan Tania melalui bayangan di cermin.
"eum, gue kasih tau asal lo jangan bilang siapa-siapa, janji?"
Rena menganggukan kepalanya pelan.
"gue suka sama Arya, udah lama. Tapi belakangan ini gue makin ngerasa jatuh sama pesonanya." Tania mengatakan hal itu dengan malu-malu, namun terlihat jelas binar dari kedua matanya, membuat Rena tanpa sadar menelan ludah.
"menurut lo gimana?"
"gi-gimana apanya?" bukannya menjawab, Rena malah justru ikut melontarkan pertanyaan membuat Tania mendesis gemas.
"yaa gimana pendapat lo tentang hal itu? Gue harus tetap simpan perasaan ini dan nunggu dia peka atau nyoba buat ambil cara nekat dan ngungkapin perasaan."
Ada sekelabat perasaan aneh yang menghujami diri Rena, dengan terpaksa gadis itu melebarkan senyum.
"untuk itu terserah lo aja Tan, gue gk bisa ngasih saran apapun, selama lo nyaman jalanin aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA
Teen FictionArya memperhatikan gadis itu, "suka, dia manis." "permen juga manis," sahut Rena kembali. "tapi dia lembut," jawab Arya tetap kekeh. "gulali lembut tuh." "gk, gulali sifatnya lumer kalau kena air." ~♥~ "kenapa kita gk bisa bareng?" tanya Arya mulai...