part 24

754 76 9
                                    


Hallo semuanya...
Apa kabar? Semoga baik, Aamiin.
Gimana hari ini? Banyak pelajaran baru or malah bikin tambah depresot?

It's oke, semua bakalan baik-baik aja begitu tiba waktunya.

Fighting-!!

Udah kangen Arya, Kenan atau justru Devan? OHIYAA

Buat yang nanya cast Devan,

Nanti yah aku jawab di akhir part, hehe.

Happy reading

~♥~

"PAK CEPAK CEPAK JEDER, PAK CEPAK CEPAK JEDER." Kenan tengah berjoget ria sembari memainkan sapu ditangan kanannya, tubuhnya bergerak tak beraturan terlihat mirip seperti ulat keket.

Sedangkan Arya lebih memilih fokus untuk melaksanakan hukumannya agar cepat selesai.

"woy Ken! Yang bener dong nyapunya." itu suara Devan yang sudah tak tahan dengan tingkah Kenan yang kali ini bahkan mulai tak wajar, dengan kaki dan tangan yang gemetar, laki-laki itu tampak seperti kesurupan.

Mereka bertiga di hukum karena telat datang, salahkan lah Kenan yang meminta untuk di jemput dan malah menghubungi kedua sahabatnya sekaligus. Ia tau kalau dirinya akan terlambat, maka dengan segala kehormatan dan sisa kesetian terhadap sahabat, maka ia turut menceburkan teman-temannya bersama kedalam liang masalah.

"mulai hari ini gue gk bakalan angkat call lo lagi!" tegas Arya membanting alat pel ke lantai kemudian naik ke atas meja, tubuhnya ia baringkan dan menutup mata.

"Ar jangan tidur woy! Selesain ini biar bisa cepet masuk kelas."

"lah rajin amat lo mau masuk kelas, justru bagus kalau sekalian kita bolos dengan alasan kena hukum," ujar Kenan kemudian.

"astagfirullah brother, ide cemerlang." Devan ikut meletakan kemoceng lalu menarik kursi untuk ia duduki, Kenan menyusul dengan duduk di sampingnya.

"Ar," panggil Devan kemudian.

"hm," sahut Arya tanpa repot membuka pejaman matanya.

"lo ngelewatin waktu buat jedor cewe."

"nah ini nih! Gue malah lupa nagih kemarin."

"gk usah," potong Arya segera.

"kenapa? Gue yakin lo bisa nembak adkel, banyak tuh yang naksir lo, anak kelas kita aja ada."

"heh! Serius lo ada anak kelas kita yang suka sama Arya?"

Devan mengedikan bahunya, "setau gue sih gitu, mereka sering ghibahin dia."

"beruntung banget lo Ar, masuk surga jalur di ghibahin," ungkap Kenan sembari menggelengkan kepalanya.

"dih! Nista banget hidup gue kalau gitu." laki-laki itu bangkit, mengambil posisi duduk kemudian turun dari meja.

"mau kemana lagi lo?" tanya Devan begitu melihat Arya mulai beranjak.

"nyelesain hukuman," jawab Arya tepat disaat tangannya kembali menggenggam alat pel dan mulai membasahi lantai.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang