Haiii...
Kangen gk? Engga. Yaudah gapapa.
Udah sampe part 29 nih, jauh yah.
Btw aku nulis cerita ini ada kali sebulan, buset sombong amat, tapi serius hanya sebulan, awal agustus dan kayaknya bakalan end di pertengahan september.
Aku tuh tipe yang ngerasa karya yang saat ini aku tulis jauh lebih bagus dari cerita sebelumnya, selalu kayak gitu.
Dan untuk ARENA, cerita ini yang paling cepet dapat vote dan komennya, cepet banget naik viewers juga.
Thanks all
Langsung aja yah,
Happy reading
~♥~
Sudah tiga hari semenjak kejadian di ruang seni, Rena benar-benar menepati janjinya pada Tania. Tidak ada interaksi apapun dengan Arya bahkan menolak mentah-mentah ajakan pulang bareng yang di tawarkan laki-laki itu.
Arya di buat uring-uringan, selama pembelajaran berlangsung perhatiannya malah terfokus pada Rena yang bahkan pindah tempat duduk menjadi di depan.
Sedangkan Tania? Entahlah perempuan itu sudah berusaha mencari perhatian pada Arya.
Di kantin, Rena duduk bersama Karin. Kenapa bisa? Yaa karena Karin memang hanya duduk seorang diri.
"kakak udah jarang bareng kak Arya yah?"
Rena menelan makanannya dengan paksa, "emang keliatan banget yah?"
Karin mengedikan bahunya, "gk tau juga yah, gosip yang beredar kan gitu."
Rena tersenyum, "jangan cepat kemakan berita, masing-masing dari kita berdua kan gk membenarkan."
"tapi kalian juga gk ngomong ke semua kalau itu semua gk bener."
Tania tiba-tiba datang dan meletakan kedua tangannya ke atas meja, menumpukan berat badannya pada lengan dengan tubuh yang agak condong ke arah Rena.
"maksud kakak?"
"gk usah ikut campur, mending lo gabung sama Kenan, lo pacarnya kan?"
Karin mengangguk pelan kemudian pamit pergi karena merasa tak berhak ikut campur. Rena mendiami Tania, yah gadis itu memang menjauhi Arya juga tak lagi berhubungan dekat dengan Tania.
Menurut Rena seorang teman yang baik tidak harus memaksa temannya demi keegoisan, maka Rena menganggap Tania tak pernah menganggap pertemanan mereka spesial.
"jawab gue Ren," ujar Tania mendesak.
"apa lagi Tan?" Rena bertanya, mulai jengah.
"kenapa lo gk speak up ke semua kalau berita itu hoax? Udah mau tiga hari tapi kalian masih jadi tranding topik apalagi kemarin Arya sempet keliatan banget pengen ngajak lo pulang bareng."
"gue gk tau Tan, kenapa hanya gue yang di desak? Biar clear mending lo suruh Arya yang klarifikasi."
Terdengar dengusan keras yang berasal dari lawan bicaranya, satu fakta yang Rena ketahui tentang Tania. Gadis itu tak selembut yang terlihat. Ia arogan, apatis, serta egois dan jangan lupakan, pemaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA
Teen FictionArya memperhatikan gadis itu, "suka, dia manis." "permen juga manis," sahut Rena kembali. "tapi dia lembut," jawab Arya tetap kekeh. "gulali lembut tuh." "gk, gulali sifatnya lumer kalau kena air." ~♥~ "kenapa kita gk bisa bareng?" tanya Arya mulai...