part 60

662 78 6
                                    


Haii guys..

Sorry kemarin gk update, ada beberapa urusan. Buat yang udah dm aku, maaf banget yaa:)

Happy reading oke.

~♥~

Pukul 13:42 Rena membuka pejamannya. Mendapati tidak ada siapapun di kamar itu selain dirinya seorang. Sambil mengucek mata dan meregangkan otot tubuh yang kaku, gadis itu beranjak turun dari ranjang.

Beralih masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka, kamar Arya benar-benar nyaman mungkin karena wangi laki-laki itu sudah menjadi candu bagi Rena.

Setelah membasuh muka, gadis itu kini keluar kamar. Berjalan menyusuri lorong lantai dua yang terhubung langsung dengan ruang band tempat dimana dulu mereka pernah melakukan latihan.

Sedang asik melihat-lihat, Rena mendapati sebuah figura lumayan besar terpasang di dinding. Foto pernikahan Alena dan Kristian, kedua orang itu tampak menawan.

Alena tidak banyak berubah, kecantikannya seperti tak pernah lekang oleh waktu, sementara ekspresi Kristian menunjukan senyum tipis sarat akan makna, Rena jadi bertanya-tanya akan dua perbedaan ini.

"perjodohan," ujar seseorang dari belakang tubuh Rena, membuat gadis itu tersentak dan spontan menoleh, mendapati Alena berdiri di sana sambil menatapnya dengan senyum.

"bunda sama ayahnya Arya di jodohkan, jadi ekspresi Kris di foto itu agak ngga bersahabat," Jelas Alena sambil menatap foto suaminya sewaktu menikah.

Rena terdiam mendengar satu fakta itu.

"kita berdua berhasil beradaptasi setelah setahun menikah, dan di tahun kedua akhirnya Arya hadir di dalam perut bunda, banyak perjuangan yang kita lalui karena tinggal serumah dengan orang yang tidak dikenal itu agak mengganggu sebenarnya, tapi untunglah perasaan itu bisa tumbuh."

"Arya tau tentang hal ini?" Rena bertanya dengan ragu.

Alena diam sesaat, "mungkin sudah, bunda belum pernah cerita tapi mungkin ayahnya udah."

Dengan anggukan Rena merespond, kembali menatap foto itu, memperhatikannya dengan seksama.

"bunda cantik banget di sini," gumam Rena, membuat Alena tertawa renyah.

"Arya juga bilang gitu loh, waktu dia umur 12 tahun katanya dia pengen nikahin cewe yang mirip bunda, dan sekarang dia berhasil dapat sesuai keinginannya."

Menoleh pelan, Rena kini menatap Alena sarat akan pertanyaan.

"bunda pernah ngerasain apa yang kamu rasain, hidup tanpa sosok ibu itu memang berat di tambah lagi harus menghadapi dunia seorang diri, kalau tidak di jodohkan mungkin bunda berhasil lompat dari atas gedung rumah sakit waktu itu, Kris ngajarin bunda caranya tertawa tanpa melihat hal yang lucu, setiap sedih selalu tersenyum bukannya menangis dan mengeluh, dia dan segala perlakuan dewasanya berhasil bikin bunda jatuh secara terus menerus."

Rena menggigit pipi bagian dalamnya pelan. Menyadari kegelisahan gadis itu Alena pun buru-buru tersenyum lalu merangkul Rena perlahan, membawanya turun menuju lantai satu.

"Rena makan siangnya di sini aja yah? Bunda udah masak ayam goreng sama lauk lain, mau kan?"

Sambil tersenyum Rena mengangguk, "boleh bunda kalau ngga ngerepotin."

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang