part 56

686 84 18
                                    

Haiii..

Tersisa beberapa part sebelum ending.

Udah siap nangis gk?

Aku sih udah:)

Jangan salahin author yaa, sipp.

Kuy baca, happy reading oke.

~♥~

Mimpi, adalah ilusi fiktif yang kadang dapat terasa nyata. Buruk atau indahnya mimpi kadang pula tak dapat dikendalikan.

Bunga tidur, begitulah kata orang. Namun meski mata tak terpejam sekalipun, manusia tetap bisa bermimpi.

Ngomong-ngomong pasal mimpi, Rena merasakan hal itu, sore hari dengan keadaan sudah rapih ia berniat untuk keluar rumah, yaa sekedar jalan-jalan cari angin.

Tapi sepertinya keputusan itu memang tak seharusnya dia lakukan, pemandangan Arya membonceng seorang perempuan manis memasuki rumah adalah suatu perkara serius setelah pagi tadi laki-laki itu nekat datang dan bertingkah selayaknya calon imam yang baik.

Tubuh itu terdiam, di depan gerbang menatap nanar kedua insan yang kini tengah tertawa di halaman rumah. Saling mengobrol seakan dunia hanya milik berdua.

"temen kampus kah?" tanya Rena pada diri sendiri, tak ingin membuat hati semakin sakit.

Berniat berbalik dan pulang, tiba-tiba kehadirannya di notice.

"Ren," panggil Arya.

Gadis itu menoleh, sedikit menerbitkan senyum, dan meringis ketika bersitatap dengan perempuan berpipi tembam tersebut.

"udah lama disitu?"

"ngga, tadinya mau jalan-jalan, tapi kayaknya udah ngga minat."

"yaudah masuk aja sini, kenalan sama Rara."

Tak peka, Rena mendengus dalam hati. Meski terpaksa ia masuk ke area rumah milik keluarga Zenandra.

"hai, kamu pasti Rena kan?" ujar gadis itu mengulurkan tangan.

Rena menyambutnya sedikit tidak minat, "iya dan lo pasti Rara."

"eh, kok tau?"

"ya, Arya ngomong gitu tadi."

Rara, tersenyum malu-malu.

"oke, kalian ngobrol dulu ya, gue mau masuk bentar, harus ganti baju, gerah banget pake ini," sambil mengisyaratkan kemeja yang ia kenakan, Arya segera beranjak pergi meninggalkan kedua perempuan itu yang terjebak dalam keheningan.

Rena sudah kepikiran jika perempuan ini akan melabraknya, mengatakan bahwa Arya hanya miliknya dan menyuruh Rena untuk menjauh, tipikal jiwa sinetron memang, tapi sering terjadi di saat-saat seperti sekarang.

Sudah siap mental dan hati, Rara malah semakin tersenyum melihat Rena.

"aku tau kamu, Arya suka cerita."

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang