part 14

956 104 6
                                    


Heyyoo may broo...
Vomentnya juseyeo.

Yang mau ngasih vote nanti di samperin bang Arya deh. Mau gk? HARUS MAU AUTHOR MAKSA!!! g. Candaa sayang sayangkuu.

Gimana kabar kalian? Semoga baik  yaah. Untuk yang merasa hari ini berat, it's oke babe, you are strong! Semangat-!!! Jangan menyerah sebelum kedua orang tuamu mengatan dengan bangga bahwa "dia adalah anakku.":)

Happy reading

~♥~

Pukul 15:25 waktu bagi para siswa dan siswi kembali keperaduan mereka setelah  menerima materi sepanjang hari. Namun seolah tak pernah lelah para guru terus saja memberikan PR dengan tujuan agar siswa dapat kembali mengulang materi yang di pelajari supaya cepat paham.

"paham apanya anjing! Yang ada pala gue mumet, habis di jelasin aja belum tentu gue bisa jawab apalagi pas udah di rumah," gerutu Kenan sambil mendendang-nendang sampah kaleng yang entah dia dapat dari mana.

"jangan banyak ngeluh, katanya mau sukses tapi gini aja udah nyerah," sindir Arya sambil menatap sekitar parkiran mencari keberadaan blacky di tengah motor yang lain.

"gue udah sukses bahkan sejak masih jadi sel sperma bokap gue."

"halah belagu njir, kek tau aja mapel biologi," ungkap Devan sambil menaiki motor n-max miliknya.

Kenan mencibir, "gini-gini kalau urusan mapel biologi reproduksi gue khatam."

"jorok anjir!" teriak Arya dari sebelah, sambil mengeluarkan motornya.

Ketiga lelaki tersebut tengah berada di parkiran, berniat untuk kembali pulang kerumah Arya karena ada latihan band dan juga keluarga Kenan dan Devan belum kunjung kembali.

"lo bawa motor Ken?" tanya Devan saat melihat temannya itu menaiki motor kawasaki yang hampir sama dengan punya Arya namun milik Kenan berwarna biru tua.

"sejak kapan woy? Perasaan tadi pagi lo nebeng Devan." itu suara Arya.

"gue tadi telphone papa minta buat di kirimin si Rossi biar bisa boncengin Karin, iya gk Dev?"

Seketika raut wajah Devan berubah datar, dan di tertawai oleh kedua sahabatnya.

Kompak ketiga orang itu menyalakan motor mereka masing-masing, menderukan suara mesin dan tertawa puas ketika suara mesin motor Devan kalah saing dari dua kawasaki ninja milik Arya dan Kenan.

Mereka bertiga agak sedikit bersisihan begitu sampai di jalanan depan sekolah, mengundang seluruh atensi siswa yang masih di area itu untuk menunggu jemputan atau sekedar merumpi.

Pekikan para ciwi-ciwi terdengar nyaring kala Devan menaikan kaca helm miliknya dan berkedip genit kearah para jejeran adik kelas yang membuat kedua sahabatnya geleng kepala.

"playboy wuu!" teriak Arya dan Kenan kompak sampai kemudian keduanya menarik gas secara bersamaan meninggalkan Devan seorang diri di belakang.

"bangke lo berdua!"

Ketiganya kembali sejajar ketika pemberhentian lampu merah, Kenan sibuk mengusir para pengamen banci yang mendekatinya sementara Devan menggombali siswa sekolah sebelah dengan tidak tau dirinya. Arya yang merasa paling normal pun bersyukur.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang