part 38

681 71 3
                                    

Haii guys, apa kabar? Semoga baik yah.

Maaf kalau belakangan ini suka ilang-ilangan, iya tau aku gk tau diri:)

Tapi bentar lagi aku bakalan lepas tugas dari organisasi, otomatis waktu buat ngambis dan berkarya jauh lebih banyak.

Meskipun aku akuin, organisasi itu udah jadi rumah kedua. Beberapa orang di dalam sana kayak pengganti pasangan, mereka yang terbaik dan aku sayang.
Hehe

Yok ah langsung baca. Agak gemes sih sama Arya, cuman sadar tokoh itu aku yang ciptain:)
Happy reading

~♥~

Koridor kelas 12 terlihat ramai di padati siswa dan siswi, dari tengah kerumunan terdengar keributan dari dua suara memekik yang melengking khas perempuan.

Beberapa dari yang menonton tampak kaget dan tak percaya sementara sisanya malah berseru heboh saling mendukung ayam Masing-masing.

"lo ngga tau diri! Dasar jalang! Murahan!" jerit salah satu perempuan yang kini sudah menjambaki rambut lawannya.

"gue ngga godain siapapun sialan! Jangan asal tuduh."

Tania sampai menunduk dan memegangi kepalanya yang serasa mau copot, Gina menjambak rambutnya dengan keras dan terus berupaya membenturkan kepala perempuan itu ke tembok.

"ngga mungkin! Lo pasti godain Arya makanya sekarang dia jadi lebih sering bareng lo ketimbang Rena, gue suka sama Arya tapi gue ngga semurahan lo sampai harus ngasih tubuh lo sebagai jaminan!"

Tamparan menghantap pipi kanan Gina, membuat kepala gadis itu menoleh dengan paksa. Tania murka dengan keadaan yang acak-acakan.

"KALAU NGOMONG ITU DI JAGA YAH! GUE NGGA NAWARIN APAPUN KE ARYA, DIA SENDIRI YANG MENDEKAT DAN NAWARIN TUMPANGAN!"

"HALAH BIT*H! PENJAHAT MANA ADA YANG NGAKU!"

Rena baru saja tiba dan tidak sengaja melihat pertengkaran itu, matanya menyorot Tania dan Gina datar.

"Rena! Tania beneran ngambil Arya dari lo kan? Emang perempuan ngga tau diri!"

Gadis yang di tanyai malah kebingungan, tatapan semua orang kini mengarah padanya, membuat Rena menelan ludah gugup tak tau harus menjawab apa.

Tania maju dan mencengkram lengan Rena, gadis dengan rambut acak-acakan itu ingin meminta pembelaan.

"ayo kasih tau semuanya, kalau gue ngga rebut Arya dari lo! Jangan diem aja bangsat, gara-gara lo cewek sinting ini selalu bully gue!"

"apa-apaan lo anji*g, lo yang sinting!"

"LO!"

"LO SETAN!"

"AYO REN JELASIN, JANGAN DIEM AJA!"

"lepasin dulu Tan, tangan gue sakit."

"GUE GK PEDULI, CEPETAN JELASIN."

Rena meringis kesakitan, menatap nanar lengan bekas sayatan miliknya yang kini di genggam erat oleh Tania, ia merasa luka yang baru beberapa hari yang lalu ia buat sudah mengeluarkan darah.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang